UB Kukuhkan Tujuh Profesor, Hadirkan Gagasan Inovatif untuk Indonesia Emas 2045

Guru Besar UB berharap gagasan ini dapat bermanfaat bagi pembangunan Indonesia. (Seru.co.id/afi) - UB Kukuhkan Tujuh Profesor, Hadirkan Gagasan Inovatif untuk Indonesia Emas 2045
Secara berurutan dari kiri Prof Asihing Kustanti, Prof Lilik Purwanti, Prof Susilo dan Prof Setyono Yudo. (Seru.co.id/afi)

Malang, SERU.co.idUniversitas Brawijaya (UB) kembali menunjukkan komitmennya dalam menghasilkan pemikiran inovatif dengan mengukuhkan tujuh profesor lintas jurusan, Selasa (25/2/2025).

Dari pengembangan tenaga kerja, pengelolaan hutan, pencegahan fraud berbasis budaya, hingga pertanian berkelanjutan menjadi tema orasi ilmiah. Berbagai gagasan ini diharapkan dapat berkontribusi nyata bagi pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.

Bacaan Lainnya

Ketujuh Guru Besar tersebut adalah Prof Chomsin Sulistya Widodo SSi MSi PhD dari FMIPA. Prof Dr Drs Bambang Santoso Haryono MS dan Prof Dr Drs Edy Yulianto MP dari FIA. Kemudian Prof Dr Susilo SE MS dan Prof Dr Dra Lilik Purwanti MSi Ak. Serta Prof Dr Asihing Kustanti SHut MSi dan Prof Dr Ir Setyono Yudo Tyasmoro MS dari FP.

Prof Dr Susilo SE MS dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Perilaku Ketenagakerjaan. Ia menjadi Profesor aktif ke-32 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Profesor aktif ke-234 di UB. Dalam orasi ilmiahnya, ia memaparkan ‘Model Pengembangan Tenaga Kerja Terintegrasi menuju Transformasi Indonesia Emas 2045 dengan Hexa Helix’.

“Model ini memadukan ekonomi perilaku ketenagakerjaan, teknologi modern dan kolaborasi lintas sektor. Terutama untuk menciptakan tenaga kerja adaptif dan relevan dengan kebutuhan hilirisasi industri,” seru Prof. Susilo dalam konferensi pers di Samantha Krida UB, Senin (24/2/2025) siang.

Hexa Helix mengintegrasikan enam aktor utama, yakni tenaga kerja, pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat/media dan lingkungan. Dengan dukungan teknologi seperti IoT dan AI, model ini mampu memetakan kebutuhan keterampilan dan mengevaluasi keberhasilan program pelatihan.

“Namun model ini menghadapi tantangan infrastruktur teknologi dan risiko eksklusi sosial di daerah terpencil. Harapannya mampu meningkatkan daya saing tenaga kerja dan mendukung Indonesia Emas 2045,” ujar alumni S3 Universitas Airlangga tersebut.

Sementara itu, Prof Dr Asihing Kustanti SHut MSi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pengelolaan Hutan. Ia merupakan Profesor aktif ke-33 di Fakultas Pertanian (FP) dan Profesor aktif ke-235 di UB.

“Saya memperkenalkan konsep ‘Brawijaya Smart People and Sustainable Forest (BrawijayaSPSF)’. Sebuah model kelembagaan yang mengintegrasikan sumber daya hutan, pemangku kepentingan dan aturan main untuk pengelolaan hutan berkelanjutan,” urainya.

Guru Besar UB berharap gagasan ini dapat bermanfaat bagi pembangunan Indonesia. (Seru.co.id/afi)

Dikatakannya, model ini menjadi jawaban atas meningkatnya kebutuhan manusia yang berdampak pada sumber daya alam. Dengan menerapkan BrawijayaSPSF, pengelolaan hutan dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-masing kawasan. Kemudian memastikan keseimbangan antara konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam.

Prof Dr Dra Lilik Purwanti MSi Ak dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Akuntansi Keperilakuan. Orasinya berjudul ‘Weton-Heptagon Model (WHM): Pendekatan Baru dalam Deteksi Fraud Berbasis Kearifan Lokal’. Ia menawarkan perspektif baru dalam mendeteksi kecurangan keuangan.

“WHM mengembangkan Fraud Hexagon Theory dengan menambahkan unsur Weton (perhitungan hari kelahiran dalam tradisi Jawa) sebagai elemen ketujuh. Pendekatan ini memungkinkan identifikasi dini terhadap individu yang berpotensi melakukan fraud. Menawarkan strategi mitigasi yang lebih efektif dan kontekstual dengan budaya lokal,” tegasnya.

Prof Dr Ir Setyono Yudo Tyasmoro MS dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pertanian Organik. Ia merupakan Profesor aktif ke-34 di FP dan Profesor aktif ke-237 di UB. Ia memperkenalkan konsep Agro-Sinergi, strategi optimalisasi pupuk organik dan anorganik untuk pertanian berkelanjutan.

“Model ini membuktikan kombinasi pupuk organik dengan anorganik meningkatkan efisiensi nitrogen, memperbaiki kesuburan tanah dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan memanfaatkan bahan organik lokal seperti azolla, limbah pertanian dan kotoran hewan. Agro-Sinergi menjadi solusi strategis yang tidak hanya ekonomis tetapi juga ramah lingkungan,” pungkasnya. (afi/mzm)

Pos terkait