Surabaya, SERU.co.id – Melestarikan warisan budaya Tionghoa, Kelenteng Hong Tiek Hian rutin menggelar pertunjukan Wayang Potehi setiap hari. Pertunjukan yang berlangsung selama dua jam dari jam 09.00 WIB hingga 11.00 WIB dengan menyajikan kisah-kisah menarik dari Tiongkok, memukau pengunjung dengan gerakan wayang yang lincah

Dalang Wayang Potehi Kelenteng Hong Tiek Hian, Edy Sutrisno mengatakan, Wayang Potehi setiap hari akan tampil, tidak hanya mendekati waktu Imlek saja yang menceritakan tentang ‘Berdirinya Dinasti Tong’.

“Menceritakan perebutan tahta oleh 18 Raja perang dan akhirnya terbentuk lah Dinasti Tong ini,” seru Edy Sutrisno kepada awak media SERU.co.id, Selasa (28/1/2025).

Edy Sutrisno yang menekuni dunia dalang sejak tahun 1996 tersebut menyampaikan bahwa cerita Wayang Potehi yang dimainkan merupakan rombakan. Edi bersama timnya memiliki buku alur cerita kisah-kisah yang sudah turun-temurun.

“Dengan buku tersebut tim kami mengembangkan cerita agar dialog-dialog dan karakter yang dimainkan dapat menonjol. Dengan panduan alur cerita dari buku cuman garis besarnya saja. Akhirnya kita mengembangkan dan terus mengembangkan dialog-dialog agar bisa semakin hidup karakter dan alur ceritanya,” ujar Edy.

Wayang Potehi, menurut Edy, selalu memainkan drama dengan alur yang panjang.

“Ya satu judul cerita saja permainan drama Wayang Potehi ini bisa seminggu lebih baru selesai,” ungkapnya.

Pelestarian Wayang Potehi di Surabaya ini akan terus digelar agar budaya dan karakteristik dari warga Tionghoa tetap lestari.

“Kita harus terus melestarikan budaya yang telah diwariskan dari nenek moyang. Jadi ini merupakan salah satu gebrakan memainkan Wayang Potehi setiap hari untuk tetap melestarikannya,” tutup Edy. (sby2/ono)