Malang, SERU.co.id – Libur panjang dalam rangka perayaan Isra Mikraj dan Imlek pekan ini membawa keuntungan besar bagi sektor perhotelan dan restoran di Kota Malang. Tingkat okupansi hotel rata-rata mencapai 80 persen, bahkan beberapa hotel mencatatkan angka hingga 100 persen. Tren positif ini mencerminkan lonjakan aktivitas wisata di tengah periode low season awal tahun 2025.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basoeki menyebutkan, pencapaian ini setara dengan momen Natal dan Tahun Baru 2024. Pada umumnya, Januari dianggap sebagai musim sepi, karena anggaran wisatawan telah habis pada akhir tahun. Namun, tahun ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah kunjungan wisatawan.
“Alhamdulillah, di momen libur panjang ini rata-rata okupansi hotel mencapai 80 persen. Januari biasanya low season karena anggaran wisata sudah habis saat Nataru, tetapi sekarang menunjukkan tren yang lebih baik. Termasuk juga karena kreativitas dari Kota Malang dalam menghadapi tantangan saat sepi pengunjung,” seru Agoes, Selasa (28/01/2025).
Menurut Agoes, lonjakan ini tidak terlepas dari beberapa faktor pendukung. Momentum libur panjang, popularitas Kota Malang yang terus meningkat, serta berbagai event menarik menjadi daya tarik utama wisatawan. Salah satu acara yang berhasil mendongkrak kunjungan adalah EMBA Run, yang diadakan di tengah pekan libur panjang ini.
“Selain long weekend, ada event seperti Emba Run yang memengaruhi. Kota Malang menjadi cukup viral sehingga banyak orang penasaran untuk datang,” katanya.
Agoes menambahkan, keberhasilan ini juga berkat kerja sama berbagai pihak di sektor pariwisata. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, media, penyedia akomodasi, hingga biro perjalanan saling mendukung untuk memajukan ekonomi lokal. Tidak hanya hotel, sektor lain seperti pusat oleh-oleh turut merasakan dampaknya.
“Kami penyedia akomodasi, media memviralkan, travel biro menyediakan transportasi, Pemerintah Kota juga berperan. Semua ini berdampak positif, termasuk ke tempat oleh-oleh, sehingga ekonomi bergerak,” jelas Agoes.
Sebagian besar wisatawan yang menginap di hotel berasal dari berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Banyuwangi. Wisatawan mancanegara menyumbang sekitar 20 persen dari total pengunjung, dengan rata-rata durasi menginap dua malam. Sebagian besar pemesanan kamar dilakukan secara online, yang memudahkan wisatawan merencanakan perjalanan mereka.
PHRI Kota Malang saat ini mencatat sekitar 90 anggota yang terdiri dari hotel dan restoran. Tingkat keramaian restoran juga meningkat, dengan rata-rata okupansi mencapai 80 persen. Agoes berharap, tren positif ini dapat terus terjaga untuk mendukung keberlanjutan ekonomi Kota Malang. (ska/rhd)