Surabaya, SERU.co.id – Dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi kreatif di tingkat desa, Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya melaksanakan program “Peningkatan Literasi Keuangan Digital bagi Pelaku Industri Kreatif UMKM”. Program ini berlangsung di Desa Bejijong, Mojokerto, selama empat bulan, mulai Oktober 2024 hingga Januari 2025.
Ketua Tim Pelaksana, Dr. Iwan Joko Prasetyo, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan para pelaku UMKM dalam menggunakan teknologi digital untuk mengelola keuangan dan memasarkan produk mereka.
“Program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 8 dan 9, yakni mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan membangun infrastruktur tangguh,” ujar Dr. Iwan Joko Prasetyo pada Rabu (8/1/2025).
Menurutnya, Desa Bejijong memiliki potensi besar dalam industri kreatif, namun masih menghadapi tantangan dalam penerapan teknologi digital. Program ini dirancang untuk memberikan keterampilan yang diperlukan guna meningkatkan daya saing usaha di era digital.
Sebanyak 30 pelaku UMKM di Desa Bejijong berpartisipasi dalam program ini, yang mencakup workshop dan pendampingan intensif. Materi yang diajarkan meliputi penggunaan aplikasi keuangan digital, pengelolaan arus kas, hingga strategi pemasaran di media sosial. Peserta juga dilatih memanfaatkan platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee untuk memperluas pasar.
Program ini direncanakan untuk diperluas ke desa-desa lain di Mojokerto, dengan fokus pada pendampingan berkelanjutan dan penguatan jaringan antar pelaku UMKM. “Kami mendorong peserta membentuk komunitas digital melalui WhatsApp dan Telegram agar dapat saling berbagi pengalaman dan mendukung satu sama lain,” tambahnya.
Program ini menunjukkan bahwa literasi keuangan digital dapat menjadi katalis bagi peningkatan daya saing pelaku UMKM. Nirwana Chandra, seorang pengusaha batik dari Desa Bejijong, mengaku sangat terbantu oleh pelatihan ini.
“Sebelumnya, saya hanya menjual di pasar lokal. Setelah mengikuti workshop, saya berhasil memasarkan produk secara online, bahkan penjualan meningkat hingga 40 persen,” ungkap Chandra.
Peningkatan Literasi Keuangan
Evaluasi pasca-program menunjukkan rata-rata skor literasi keuangan digital peserta meningkat dari 45 menjadi 75, mencerminkan lonjakan sebesar 67 persen. Widya Desary Setia Wardhani, anggota tim pelaksana, menyebut bahwa 70 persen peserta kini rutin memanfaatkan media sosial untuk promosi, sementara 80 persen lainnya telah menggunakan layanan keuangan digital seperti QRIS.
“Dengan teknologi digital, pelaku UMKM dapat mengelola keuangan lebih baik, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan efisiensi operasional,” kata Widya.
Melalui sinergi antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah desa, program ini menjadi langkah nyata menuju pertumbuhan ekonomi desa yang berkelanjutan dan inklusif. Desa Bejijong kini berada di jalur yang tepat untuk menjadi model pengembangan ekonomi kreatif berbasis digital. (iki/ono)