Malang, SERU.co.id – SDN Dinoyo 2 Malang terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui berbagai program unggulan, salah satunya lewat program literasi. Melalui Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), sekolah ini memperkenalkan kearifan lokal seperti industri keramik dinoyo kepada siswa. Terbaru, program literasi ‘Aku dan Keramik Dinoyo’ diharapkan bisa menanamkan karakter sopan santun dan budaya lingkungan kepada siswa.
Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum SDN Dinoyo 2, Nunik Martin Lestari SPd menyampaikan, pentingnya menumbuhkan minat baca dan kemampuan numerasi pada anak-anak sejak dini.
“Saat ini, minat baca anak-anak masih rendah. Mereka cenderung lebih tertarik pada gambar daripada narasi panjang, sehingga kami perlu mendorong mereka untuk lebih gemar membaca,” seru Nunik, sapaan akrabnya, Kamis (12/9/2024).
Sebagai upaya untuk membangkitkan minat baca, SDN Dinoyo 2 menerapkan kebijakan membaca selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Siswa diminta untuk membaca buku non-pelajaran dan menceritakan kembali apa yang telah mereka baca.
“Tujuannya agar anak-anak tidak hanya senang membaca, tetapi juga memahami dan bisa mengomunikasikan isi buku. Selain itu, sekolah juga mengangkat Duta Literasi. Menjadi pionir dalam mengajak teman-temannya untuk lebih aktif membaca di sudut-sudut sekolah yang telah disediakan buku bacaan,” tambahnya.
Tidak hanya fokus pada literasi, SDN Dinoyo 2 juga menjalankan Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang memanfaatkan kearifan lokal di lingkungan sekitar. Berada di kawasan sentra industri keramik, sekolah ini memanfaatkan potensi tersebut untuk mengajarkan siswa mengenai proses pembuatan keramik.
“Melalui P5, anak-anak tidak hanya melihat, tetapi juga belajar cara membuat dan memahami manfaat keramik. Program ini diharapkan dapat membangun rasa cinta terhadap budaya lokal dan karakter lingkungan,”.
SDN Dinoyo 2 juga dikenal sebagai Sekolah Adiwiyata, dengan fokus pada pengembangan karakter sopan santun dan berbudaya lingkungan melalui penerapan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun).
“Karakter anak-anak di sini sangat kami jaga, termasuk dengan mengajarkan mereka empat kata ajaib. Yakni tolong, maaf, terima kasih, dan permisi. Inilah yang membedakan sekolah kami dengan sekolah lainnya, selain kompetensi lulusannya yang mumpuni, baik di bidang akademik maupun non-akademik,” bebernya.
Permasalahan literasi siswa turut menjadi perhatian Tim Pengabdian Universitas Negeri Malang (UM) dengan meluncurkan program literasi ‘Aku dan Keramik Dinoyo’. Kegiatan ini diinisiasi untuk memperkuat pemahaman siswa SDN Dinoyo 2 Malang terhadap kearifan lokal. Khususnya keramik dinoyo yang telah menjadi identitas budaya di kawasan tersebut.
Ketua tim pengabdian, Dr Azizatuz Zahro’ MPd menegaskan, siswa SDN Dinoyo 2 sebagai generasi penerus di kawasan sentra industri diharapkan dapat memahami dan melestarikannya. Terutama kerajinan yang menjadi kebanggaan daerah mereka.
“Generasi muda di kawasan industri keramik dinoyo cenderung memilih profesi lain. Akhirnya, banyak yang tidak meneruskan usaha orang tua mereka. Jadi penguatan literasi budaya di kalangan siswa ini memang sangat penting dan urgen,” tegas Dosen Sastra Indonesia UM ini.
Senada, anggota tim pengabdian, Dr Dwi Sulistyorini SS MHum menilai, program ‘Aku dan Keramik Dinoyo’ dirancang agar siswa semakin mengenal dan mencintai kerajinan keramik sebagai aset budaya, sejarah dan ekonomi masyarakat setempat.
“Anak-anak tidak hanya belajar membuat keramik, tetapi juga memahami bahan-bahan lokal yang digunakan. Seperti tanah liat dan material lainnya yang khas dari Indonesia,” pungkasnya. (afi/ono)