Cinta Kearifan Lokal, Tim Pengabdian UM Gelar Program Literasi Keramik Dinoyo di SDN Dinoyo 2

Program literasi Aku dan Keramik Dinoyo dilaksanakan untuk mendukung program P5 di SD Dinoyo 2. (afi) - Cinta Kearifan Lokal, Tim Pengabdian UM Gelar Program Literasi Keramik Dinoyo di SDN Dinoyo 2
Program literasi Aku dan Keramik Dinoyo dilaksanakan untuk mendukung program P5 di SD Dinoyo 2. (afi)

Malang, SERU.co.id – Tim Pengabdian Universitas Negeri Malang (UM) meluncurkan program literasi ‘Aku dan Keramik Dinoyo’. Kegiatan ini diinisiasi untuk memperkuat pemahaman siswa SDN Dinoyo 2 Malang terhadap kearifan lokal. Khususnya keramik dinoyo yang telah menjadi identitas budaya di kawasan tersebut.

Ketua tim pengabdian, Dr Azizatuz Zahro’ MPd menjelaskan, sejarah dan kekayaan keramik dinoyo. Keramik dinoyo memiliki sejarah panjang, bermula dari industri gerabah di Betek sebelum kemerdekaan. Pasca kemerdekaan, industri ini berkembang dengan dukungan pemerintah, melahirkan inovasi keramik porselen pada 1990-an.

Bacaan Lainnya

“Melalui pengabdian ini, siswa SDN Dinoyo 2 sebagai generasi penerus di kawasan sentra industri diharapkan dapat memahami dan melestarikannya. Terutama kerajinan yang menjadi kebanggaan daerah mereka,” seru Ketua Departemen Sastra Indonesia UM ini, Jumat (6/9/2024).

Lebih lanjut, Zahro’ bercerita, tantangan pelestarian keramik dinoyo, dimana generasi muda di kawasan tersebut cenderung memilih profesi lain. Akhirnya, banyak yang tidak meneruskan usaha orang tua mereka. Selain itu, kekhawatiran kearifan lokal semakin tergerus pesatnya perkembangan teknologi turut menjadi alasan pentingnya penguatan literasi budaya di kalangan siswa.

“SDN Dinoyo 2 telah menyusun berbagai program untuk menumbuhkan kecintaan siswa terhadap budaya lokal. Kami akan menguatkan siswa dalam kegiatan lebih intensif terhadap keramik dinoyo lewat penulisan pengalaman pribadi. Rasa bangga dan kesadaran siswa akan nilai budaya dan ekonomi dari keramik dinoyo diharapkan bisa tumbuh,” ujarnya.

Sementara itu, anggota tim pengabdian, Dr Dwi Sulistyorini SS MHum menekankan, salah satu target program ini untuk meningkatkan literasi siswa melalui penulisan pengalaman mereka tentang keramik dinoyo. 

“Penulisan ini tidak hanya mendokumentasikan pengalaman, tetapi juga dirancang agar menarik dan mampu menginspirasi anak-anak di seluruh Indonesia. Harapannya, dengan kegiatan ini, siswa akan semakin mengenal dan mencintai kerajinan keramik sebagai aset budaya, sejarah dan ekonomi masyarakat setempat,” bebernya.

Program literasi ini diharapkan membuat anak-anak memahami, menghayati dan mencintai kearifan lokal sebagai identitas leluhurnya. (afi)

Tak hanya itu, Dwi, sapaan akrabnya, menilai pengabdian ini penting untuk membangun generasi muda yang cinta kearifan lokal.

Anak-anak tidak hanya belajar membuat keramik, tetapi juga memahami bahan-bahan lokal yang digunakan. Seperti tanah liat dan material lainnya yang khas dari Indonesia.

“Harapannya, dengan mengenal proses pembuatan keramik, siswa dapat menceritakan pengalaman mereka. Kemudian mencintai karya-karya lokal yang dihasilkan oleh masyarakat setempat,” tambahnya.

Pada akhirnya, pengabdian ini akan menumbuhkan kesadaran generasi muda tentang pentingnya melestarikan kearifan lokal. Lebih jauh, mendukung kebangkitan kembali industri keramik di kawasan tersebut. (afi/ono)

Pos terkait