Ada 9 Isu Berpotensi Terjadi pada Pilkada Jember, Ini Peta Kerawanan dari Bawaslu

Kordiv Pencegahan, Parmas dan Humas Bawaslu Jember, Wiwin Riza Kurnia. (ist) - Ada 9 Isu Berpotensi Terjadi pada Pilkada Jember, Ini Peta Kerawanan dari Bawaslu
Kordiv Pencegahan, Parmas dan Humas Bawaslu Jember, Wiwin Riza Kurnia. (ist)

Jember, SERU.co.idBawaslu Kabupaten Jember mencatat ada 9 isu kerawanan yang berpotensi terjadi pada penyelenggaraan Pilkada 2024. Hal itu diungkapkan oleh Kordiv Pencegahan, Parmas dan Humas Bawaslu Jember, Wiwin Riza Kurnia saat ditemui di kantornya.

“Dalam hal ini kami undang seluruh jajaran Panwascam beserta perwakilan PPK. Kemudian juga turut dihadiri oleh KPU dan Bawaslu Provinsi Jatim,” seru Wiwin, Rabu (28/8/2024).

Bacaan Lainnya

Diketahui, pemetaan kerawanan tersebut merupakan suatu bentuk komitmen Bawaslu Kabupaten Jember. Dalam hal keterbukaan informasi publik, transparansi dan keamanan dalam pengawasan.

“Ada sembilan isu kerawanan yang berpotensi terjadi pada Penyelenggaraan Pemilihan Tahun 2024. Diantaranya perselisihan hasil Pemilu/Pemilihan, netralitas ASN/TNI/POLRI. Pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu, proses pemungutan dan penghitungan suara tidak sesuai dengan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku,” ujarnya.

“Kemudian politik uang, intimidasi terhadap penyelenggara pemilu, penghitungan suara ulang. Komplain saksi dan yang terakhir bencana alam,” sambungnya menjelaskan.

Namun demikian, kata Wiwin, dari sembilan isu kerawanan itu, terkait netralitas ASN Jember. Menjadi persoalan tertinggi se Jawa Timur, dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya.

“Untuk pemetaan kerawanan ini, Jember termasuk tinggi, terkait dengan netralitas ASN. Bahkan persoalan ini tertinggi se Jawa Timur dibandingkan dengan kabupaten/kota lain,” ungkapnya.

Sehingga, akan menjadi perhatian serius bagi Bawaslu Jember untuk melakukan upaya mitigasi.

“Pelanggaran Netralitas ASN, indikatornya ada beberapa case (kasus). Kemudian yang menjadi poin utama, adalah ketidaktahuan masyarakat terkait dengan menggaungkan berbagai salam. Dari netralitas ASN nya sendiri juga tidak tahu,” ujarnya.

Lebih lanjut Wiwin mengatakan, terkait salam yang dimaksud adalah bagaimana saat menggunakan atau bermain medsos.

“Tentunya harus bijak menggunakan medsos. Apalagi kan ASN sekarang, ada (seruan) jarimu awasi pemilu. Seperti bagaimana menshare (membagikan) sesuatu (postingan) tentang keberpihakan. Melakukan penyikapan, tentang share foto, like, vote (memilih), dan lain sebagainya,” tandasnya. (Adv/amb/mzm)

Pos terkait