Dukung Inklusivitas, UB Beri Kebijakan Bebas IPI Bagi Maba Difabel Jalur SMPD

Dukung Inklusivitas, UB Beri Kebijakan Bebas IPI Bagi Maba Difabel Jalur SMPD
Rektor UB saat menyematkan jas almamater kepada mahasiswa baru difabel. (foto:ist)

Malang, SERU.co.id Universitas Brawijaya (UB) kembali menunjukkan konsistensinya dalam inklusivitas dengan menerima 19 mahasiswa difabel. Tak hanya itu, UB membebaskan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) bagi mmahasiswa baru difabel jalur Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas (SMPD). Saat PKKMB 2024, mahasiswa juga ditugasi membuat video perkenalan menggunakan bahasa isyarat.

Kepala Subdirektorat Layanan Disabilitas (SLD), Zubaidah Ningsih AS PhD mengatakan, kebijakan ini baru saja diberlakukan tahun 2024. Tidak hanya memberlakukan bebas IPI tapi juga bantuan biaya UKT.

Bacaan Lainnya

“Pemerintah menawarkan beasiswa ADIK tetapi baru bisa diakses pada semester satu. Pimpinan UB akhirnya memberi kebijakan tersebut sebagai bentuk dukungan beasiswa UB kepada mahasiswa difabel,” seru Zubaidah.

Zubaidah melaporkan, tahun ini, UB menerima 19 mahasiswa difabel, dimana 15 orang diterima melalui jalur Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas (SMPD) dan empat mahasiswa dari jalur SNBP dan SNBT. Mereka terdiri dari ADHD (1 orang), Tunadaksa (6 orang), Tuli (8 orang), Tunanetra (3 orang), dan Slow Learner (1 orang).

“Mereka tersebar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Teknik, Fakultas MIPA dan Fakultas Vokasi. UB menerima mahasiswa difabel mulai tahun 2012,” bebernya.

Selama perkuliahan, SLD memberikan fasilitas berupa pendampingan, dosen terlatih dan mobil kursi roda untuk mobilisasi di kampus. Kemudian screen reader untuk membantu teman netra membaca materi perkuliahan dan coaching class untuk pembelajaran intensif, melatih critical thinking, persiapan TOEFL dan penyusunan skripsi. Terkait mental intelektual, SLD juga bekerja sama dengan Unit Konseling untuk pendampingan psikolog.

“Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya (PKKMB UB) Tahun 2024 digelar selama tiga hari, Senin-Rabu (12-14/09/2024). Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, mahasiswa baru tahun ini mendapat tugas membuat video perkenalan menggunakan bahasa isyarat,” jelasnya.

Baca juga: Sinergisitas Universitas Brawijaya dan Kemendesa PDTT Optimalkan Pembangunan Desa

Sementara itu, Ketua Pelaksana Rangkaian Acara Jelajah Almamater (RAJA) Brawijaya 2024, Muhammad Zaki Ibrahim menyampaikan, pemberian tugas tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan inklusi-disabilitas di kampus.

“Kepanitiaan RAJA Brawijaya tahun ini melibatkan beberapa mahasiswa difabel. Penugasan untuk maba juga lahir dari inisiatif panitia difabel. Hal ini sebagai salah satu implementasi inklusivitas di kampus,” ungkap Zaki.

Menanggapi hal ini, Zubaidah mengapresiasi keterlibatan mahasiswa difabel dalam kepanitiaan, termasuk memberi pembekalan disability awareness kepada 200 supervisor cluster. Ia mengaku senang dengan perkembangan ini karena mahasiswa disabilitas mampu berkarya bersama panitia PKKMB.

“Dalam mempersiapkan PKKMB 2024, SLD mendata dan mengakumulasi kebutuhan maba difabel, seperti kebutuhan Juru Bahasa Isyarat (JBI), pendampingan atau pengetik cepat. Tidak semua teman tuli bisa bahasa isyarat, sehingga kami menyediakan sembilan pengetik cepat agar memahami materi yang disampaikan,” kata Zubaidah.

SLD menyediakan dua belas JBI, pendamping tuna netra, pendorong kursi roda, serta pendamping untuk ADHD dan slow learner. Semua itu untuk memfasilitasi agar mahasiswa difabel tetap fokus mengikuti PKKMB. (afi/ono)

Pos terkait