Malang, SERU.co.id – Pj Wali Kota Malang membuka kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) peningkatan usaha mikro dalam pengadaan barang dan jasa (Barja). Tidak hanya itu, Pj Wali Kota Malang juga menyerahkan sertifikat merek agar pelaku UMKM bisa mengikuti proses pengadaan barang dan jasa. Harapannya, usaha mikro juga akan naik kelas dan menaikkan ekonomi Kota Malang.
Pj Wali Kota Malang, Dr Ir Wahyu Hidayat MM mengatakan, bimtek ini penting agar pelaku UMKM bisa mengikuti proses pengadaan barang dan jasa bagi pemerintah. Dimana geliat UMKM di Kota Malang cukup luar biasa.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan bimtek yang dilakukan Diskopindag hari ini. Kami juga memberikan sertifikasi merek kepada para pelaku UMKM mikro. Dengan merek tersebut mereka bisa memenuhi persyaratan pengadaan barang dan jasa,” seru Wahyu di hotel Ascent Premiere Malang, Rabu (19/6/2024).
Pada kesempatan tersebut, orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu juga angkat jempol terhadap UMKM. Dikatakannya, UMKM bisa menaikkan ekonomi Kota Malang dan tidak terdampak pandemi Covid-19.
“Saya menerima masukan tentang UMKM saat Ngombe dan akhirnya kemarin meninjau langsung sentra UMKM. Ternyata produk UMKM kita justru lebih banyak dikenal di luar Kota Malang. Untuk itu, kami dari Pemkot Malang akan pro-aktif dan membantu agar UMKM Kota Malang lebih baik,” bebernya.
Wahyu juga mengaku, salah satu permasalahan eksistensi UMKM ada pada permodalan. Sebagai solusi, ia sudah meminta kepada bank di Kota Malang untuk memfasilitasi. Harapannya UMKM bisa berkontribusi aktif terkait pengadaan barang dan jasa
“Kami juga akan meresmikan program ‘Sahabat UMKM’ untuk mendukung seluruh program terkait UMKM. Namanya sahabat, akan saling membantu dan tidak akan ada batas. Kami akan menjadi sahabat UMKM untuk terus bertumbuh,” ujar pria ramah senyum itu.
Tidak hanya itu, Wahyu juga meminta seluruh perangkat daerah Kota Malang untuk mendukung dan memanfaatkan produk-produk lokal Kota Malang. Khususnya dalam pengadaan barang dan jasa. Harapannya membawa peningkatan kesejahteraan masyarakat, berdaya saing dan terwujudnya pembangunan di segala sektor.
“Jadi jangan buru-buru memberikan persepsi bahwa Pemkot Malang tidak peduli umkm. Harapannya dengan dua hari melaksanakan bimtek ini, pelaku UMKM bisa lebih leluasa untuk mengembangkan produksi dan pemasarannya,” kata Wahid, sapaan akrabnya.
Sementara itu, Kadiskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi mengungkapkan, kegiatan ini bertujuan mendorong sebanyak mungkin pelaku usaha mikro untuk berpartisipasi dalam pengadaan barang dan jasa. Kemudian untuk meningkatkan literasi pada pelaku usaha mikro.
“Hingga bulan Juni 2024, jumlah UMKM terkurasi di Kota Malang sebanyak 21.270. Sementara ditambah yang belum terkurasi sekitar 80.000 lebih UMKM. Hari ini pelaku usaha mikro sebanyak 50 orang secara bertahap kita kurasi,” lanjut Eko.
Tidak hanya itu, menurut Eko, visi UMKM Kota Malang agar naik kelas sudah bisa dibuktikan. Seperti kunjungan sebelumnya ke Faurizuba Bolen, ternyata sudah ekspor ke Paris dan Hongkong.
“Mengenai UMKM Kota Malang yang justru lebih dikenal di luar saya kira menjadi bukti keberhasilan digital marketing. Jadi hal ini juga merupakan sebuah prestasi dan nilai positif,” ungkapnya.
Sementara mengenai permodalan, Eko menyampaikan, akan berkomunikasi dengan lembaga keuangan, baik dari bank, koperasi dan lembaga lainnya. Sedangkan APBD tidak untuk permodalan, melainkan fasilitasi dukungan. Di antaranya sertifikasi merek, niba, halal dan lainnya. (afi/ono)