Tiga Dosen Berorasi dalam Pekan Ilmiah Polinema, Begini Inovasinya

Para dosen yang berorasi ilmiah bersama Senat Polinema. (ist) - Tiga Dosen Berorasi dalam Pekan Ilmiah Polinema, Begini Inovasinya
Para dosen yang berorasi ilmiah bersama Senat Polinema. (ist)

Malang, SERU.co.idPoliteknik Negeri Malang (Polinema) menggelar Orasi Ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-42 dan Pekan Ilmiah, di Aula Pertamina, Senin (29/4/2024). Dengan mengusung tiga dosen Polinema, yakni Drs Ir Abdullah Helmi MPd PhD, Ferdian Ronilaya ST MSc PhD dan Dr Eng Haris Puspito Buwono ST MT.

Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo ST MT menyampaikan, peringatan Dies Natalis Polinema tidak hanya menjadi ajang seremonial rutin tahunan semata. Akan tetapi menjadi sebuah momentum pengembangan kampus Polinema, agar lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Bacaan Lainnya

“Tonggak Pengembangan Polinema didasarkan kepada Rencana Induk Pengembangan Polinema Tahun 2010–2034. Polinema terus mengalami perkembangan dan kemajuan yang cukup berarti,” seru Supriatna, dalam sambutannya, di Aula Pertamina Polinema, Senin (29/4/2024).

Baca juga: Peringati Harkitnas, GRJ Dukung TNI-Polri Berantas Terorisme KKB Papua

Berbagai program telah dirintis dengan baik, termasuk program pengembangan bidang akademik, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPKM), peningkatan kualitas kampus. Kemudian Pengembangan SDM, prestasi kemahasiswaan serta Kerjasama atau Kemitraan untuk mewujudkan Visi Misi Polinema.

“Visi Misi kita bersama, yakni Polinema yang Unggul dan Berdaya Saing Global. Salah satunya melalui Pekan Ilmiah Polinema dengan orasi ilmiah dalam momentum Dies Natalis ke-42 ini,” tandasnya.

Dalam Rapat Terbuka Senat Akademik Polinema, menampilkan tiga orasi ilmiah yang dipaparkan dalam Pekan Ilmiah Polinema. Di antaranya:

1. Drs Ir Abdullah Helmi MPd PhD, mengusung judul: Transformasi Pendidikan Tinggi Vokasi: Tantangan Perguruan Tinggi Vokasi Erw Disrupsi.

2. Ferdian Ronilaya ST MSc PhD, mengusung judul: Inovasi Kontrol Aliran Daya untuk Sistem Grid-Connected PV dalam rangka Mendukung Transisi ke Energi Terbarukan yang Lebih Efisien.

3. Dr Eng Haris Puspito Buwono ST MT, mengusung judul: Teknologi Proses untuk Oksidasi Komponen Minor Berbahaya.

Dalam paparannya, Drs Ir Abdullah Helmi MPd PhD mengatakan, mengelola perguruan tinggi vokasi (PTV) bukan pekerjaan mudah. Pertama, terdapat perubahan yang cepat secara terus menerus terhadap persyaratan keterampilan di berbagai tempat kerja yang ditangani oleh PTV.

Kedua, tekanan eksternal pada industri akibat pengaruh globalisasi yang cepat, menuntut adanya peninjauan ulang terhadap pemenuhan kebutuhan pasar tradisional. Ketiga, kemitraan yang erat antara penyelenggara pendidikan tinggi vokasi dan industri disertai dengan serangkaian masalah atau tantangan dalam pengelolaannya.

“Terkadang terlalu mudah untuk mengkritik tindakan baik yang sudah dilakukan. Namun demikian, untuk pengelola penyelenggara pendidikan dan pelatihan ini, penting untuk terus memperhatikan dan mempertimbangkan isu-isu lintas budaya yang akan timbul. Seperti kesalahpahaman antara PTV dan industri yang mungkin terjadi dikarenakan sudut pandang yang berbeda dan filosofi pengajaran dan pembelajaran yang mungkin berbenturan,” bebernya.

Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo ST MT menyampaikan pidato sambutan Pekan Ilmiah. (rhd) - Tiga Dosen Berorasi dalam Pekan Ilmiah Polinema, Begini Inovasinya
Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo ST MT menyampaikan pidato sambutan Pekan Ilmiah. (rhd)

Sementara itu, Ferdian Ronilaya ST MSc PhD menyampaikan, upaya mendukung transisi menuju energi terbarukan yang lebih efisien, inovasi kontrol aliran daya untuk sistem grid-connected PV merupakan salah satu langkah penting. Dengan pengaturan lebih fleksibel terhadap fluktuasi permintaan energi, sistem grid-connected PV mampu menghasilkan dan menyediakan daya sesuai dengan yang diinginkan, serta memperkuat kontribusinya terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca.

“Penguasaan teknologi ini dapat membuka pintu bagi lebih banyak terhadap alternatif-alternatif tema penelitian. Dalam mengadopsi energi terbarukan sebagai sumber utama listrik, mempercepat transisi global menuju masa depan lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan,” terangnya.

Sedangkan, Dr Eng Haris Puspito Buwono ST MT menjelaskan, katalis yang dimanfaatkan untuk oksidasi CO dan HC dapat berupa logam mulia, atau logam transisi oksida. Dan untuk menurunkan jumlah logam aktif, katalis memanfaatkan penyangga sebagai media dispersi logam aktif.

“Penambahan logam promotor dapat membantu memperbaiki sifat fisik dan kimiawi katalis, sehingga meningkatkan aktifitas katalis. Misalnya penambahan Fe pada Cu/Al2O3,” bebernya.

Baca juga: Demo Malang Damai, Rencanakan Aksi Lanjutan Tuntut Presiden Batalkan Omnibus Law

Sementara, penyangga mempunyai peran penting dalam aktifitas katalis. Pada jenis logam aktif yang sama, pemilihan penyangga yang tepat mampu meningkatkan aktifitas katalis. Katalis berpenyangga logam fosfat mempunyai aktifitas yang lebih baik daripada logam oksida.

“Aktifitas katalis dalam oksidasi CO dan HC ditentukan oleh banyak faktor, bukan dipengaruhi oleh luas permukaan. Namun dipengaruhi oleh tingkat keasaaman katalis, intermediate reaksi, konsentrasi logam aktif, electron density, bentuk partikel logam aktif. Keberadaan logam kedua, oxygen vacancy, dan jenis penyangga. oksidasi CO dan HC, terdapat reaksi-reaksi elementer,” bebernya.

Pada reaksi yang mungkin berkontribusi pada oksidasi CO dan HC tersebut. Diantara reaksi elementer untuk CO adalah CO-H2O, CO-O2, CO-NO, dan reaksi elementer untuk HC adalah HC-H2O, HC-O2, HC-NO.

“Katalis berstruktur segmentasi memungkinkan fluida untuk bersirkulasi ulang di dalam ruang antara monolit berkatalis. Sehingga reaksi dapat berlangsung lebih efisien pada monolit berkatalis selanjutnya,” tandasnya. (rhd)

disclaimer

Pos terkait