Malang, SERU.co.id – Daerah sepanjang Jalan Soekarno Hatta (Suhat) kerapkali tergenang air saat hujan deras. Pemerintah Kota (Pemkot) terus berupaya menyelesaikan persoalan banjir tersebut. Menurut Prof Dr H Muhammad Bisri, pembangunan saluran drainase dan sumur injeksi bisa menjadi solusi.
Prof Dr H Muhammad Bisri mengatakan, daerah sepanjang Jalan Suhat harus dibuat saluran drainase. Kemudian dibuang ke Sungai Brantas dan selatan Jembatan Suhat.
“Kemudian air dari sebelah barat harus dicegat agar tidak masuk ke Suhat. Salah satu caranya ya dengan embung Tunggulwulung yang didirikan Pemkot Malang. Begitu juga daerah atas perlu banyak sumur-sumur injeksi,” seru Prof. Bisri, kepada SERU.co.id.
Baca juga: Pemkot Malang Ajukan Bantuan Tuntaskan Banjir di Sepanjang Jalan Suhat
Lebih lanjut, Guru Besar bidang Teknik Pengairan ini mengungkapkan, ada satu problem sumur injeksi. Yaitu suplesi air dari pintu air Sengkaling, terutama saat penjaga pintu air lupa menutup saat hujan.
“Kalau sudah lupa pasti Suhat kena lagi, makanya solusinya harus ada saluran. Sehingga kalaupun lupa ditutup, air mengalir lewat saluran. Saluran itu idealnya dikeruk hingga tiga meter,” beber mantan Rektor Universitas Brawijaya (UB) itu.
Namun, pembuatan saluran dengan kedalaman tiga meter itu masih memiliki problem. Terutama terkait pembebasan lahan yang tidak terpenuhi.
Menurutnya, jika mau tiga meter harus ada di badan jalan, bisa sedikit di pinggir jalan. Apabila mepet tidak cukup karena banyak infrastruktur kabel bawah tanah dan warung menjorok ke Daerah Milik Jalan (Damija). Selain Jalan Suhat juga merupakan jalan milik provinsi Jawa Timur.
“Makanya harus izin dan mengajukan ke provinsi Jatim, cuman di Jakarta tidak berkenan kala itu. Jadi solusinya ya buat 1 meter dulu, kemudian kita lihat dampaknya bagaimana baru dievaluasi. Harus segera disolusikan dulu di daerah barat dan atas, kemudian sudetannya jangan kecil-kecil karena tidak mampu menampung air,” pungkasnya.
Baca juga: Disuarakan Mahasiswa Sumut Malang, Jembatan Suhat Dipasang Pagar Pembatas
Sementara itu, Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto menyampaikan, Pemkot Malang sudah mengajukan bantuan pembangunan ke provinsi sebesar Rp50 miliar. Anggaran tersebut sudah diajukan sejak Oktober 2023.
“Anggaran itu tidak hanya untuk gorong-gorong, tapi juga untuk pedestarian. Jika diterima tahun 2024, maka dapat segera dilaksanakan pada tahun 2025 mendatang. Perbaikannya bisa sampai 1,8 kilometer, mulai dari depannya Bakso Damas sampai Jembatan Suhat,” beber Dandung, usai pengecekan embung Tunggulwulung.
Nantinya juga akan menyudet tiga saluran sekunder di Purwantoro, Blimbing dan Lowokwaru. Kemudian dilempar ke sungai di Sudimoro untuk menanggulangi banjir di Kedawung, Ciliwung dan Purwodadi. (afi/rhd)