Malang, SERU.co.id – Dari hasil Labfor (Laboratorium Forensik) yang telah dilakukan terhadap beberapa alat bukti dan visum pada tubuh korban kasus bunuh diri di Kecamatan Pakis Malang, DNA yang berada pada TKP dan alat bukti adalah milik kepala rumah tangga yakni W. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada campur tangan dari pihak lain atas peristiwa yang mengakibatkan tiga anggota keluarga meninggal.
“Bahwa dari sempel darah yang berceceran, kemudian darah yang menempel di pisau kemudian di gelas itu memiliki DNA yang dinyatakan identik dengan identitas DNA adalah alm bapak W. Jadi tidak ada campur tangan alm R maupun alm S,” seru Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat, Senin (9/1/2024) sore.
Baca juga: Faktor Ekonomi Jadi Penyebab Keluarga di Pakis Bunuh Diri
Gandha menuturkan, dari hasil pemeriksaan DNA tersebut orang yang terahir megang gelas yang digunakan korban S dan R untuk menenggak cairan racun pembasmi serangga itu adalah W.
“Memegang gelas terakhir almarhum bapak W dan kemudian identik dengan kandungan transfluntrin di dalam hasil pengujian lambung atau potongan lambung dari saudari R dan saudari S,” tuturnya.
Dikatakan Gandha, dari hasil penyelidikan di TKP terdapat satu bungkus kemasan salah satu merk obat serangga dan juga satu buah kardus teh kotak.
“Jadi kalau boleh kami berpendapat, mungkin pada saat menuangkan anti nyamuk tersebut itu dicampur dengan teh kotak. Untuk menghilangkan rasa sepat atau rasa pait dan sebagainya untuk menghilangkan aroma sedikit. Mungkin ada tipu daya sehingga almarhum saudara W ini meminumkan kepada saudari alm S dan R,” jelasnya.
Baca juga: Polisi Masih Mendalami Motif Bunuh Diri Ibu dan Anak di Pakis
Menurut pria berkacamata itu, dari hasil visum yang telah dilakukan tidak ada unsur kekerasan untuk upaya meminumkan racun itu kepada korban S dan juga R.
“Kalau unsur pemaksaan, kalau kekerasan bisa dipastikan tidak ada, dibuktikan dengan kegiatan visum, biasanya kalau kekerasan biasanya kan, ada perlawanan. Itu tidak ada bekas cakaran, tidak ada bekas lebam tidak ada,” ucapnya.
Baca juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Warga Kepanjen Ditemukan Bunuh Diri di Turen
Saat disinggung fakta-fakta yang terungkap dari hasil Labfor tersebut apakah W ini membunuh istri dan anaknya terlebih dahulu sebelum mengakhiri hidupnya sendiri. Ganda menyebut, kemungkinan bisa seperti dugaan tersebut.
“Ya kurang lebih seperti itu,” jelasnya secara singkat.
Namun pihaknya akan melakukan gelar perkara terlebih dahulu, guna memastikan kasus tersebut ada unsur pidana atau tidak.
“Kalau seperti ini kami akan melakukan gelar perkara, apakah ada peristiwa pidana atau tidak disini. Setelah itu, karena ini kan juga baru keluar juga hasilnya. kami akan melakukan gelar perkara terkait, apakah ada peristiwa pidana atau tidak,” kata Gandha.
Untuk waktu kematian antara S dan R, Ganda mengaku masih belum bisa dipastikan. Dimana untuk saat ini pihaknya masih berfokus kepada hasil DNA pada TKP dan alat bukti.
“Belum bisa dipastikan kalau itu, karena kami membuktikan membahas siapa sih yang memegang pisau, siapa sih yang memegang gelas dan darah siapa sih yang ada di sini,” terangnya.
Gandha juga menyebut, hingga saat ini telephone genggam dari W masih belum bisa ditemukan. (wul/ono)