Malang, SERU.co.id – Satreskrim Polres Malang akan terus mendalami motif kematian dari ibu dan anak, dua anggota keluarga bunuh diri di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Hal tersebut didasari dari hasil pemeriksaan di TKP dan juga hasil autopsi yang sudah dilakukan.
“(Apakah ada paksaan kepada S dan R) Itu yang perlu kami dalami, mengerucut dua antara pemaksaan atau tipu muslihat. Namun, berdasarkan fakta olah TKP dan fakta autopsi, bukti-bukti untuk perlawanan atau pemaksaan itu tidak ada,” seru Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah
Baca juga: Faktor Ekonomi Jadi Penyebab Keluarga di Pakis Bunuh Diri
Gandha menerangkan, dari fakta yang didapatkan para petugas penyelidikan di lapangan, kurun waktu kematian ketiga korban berbeda. Dimana sang ibu dan putrinya meninggal terlebih dahulu dengan keadaan mulut berbusa dan membiru, sedangkan kepala keluarga W meninggal saat berada di rumah sakit.
Ditambahkannya, saat pertama ditemukan, posisi S dan R sudah dalam keadaan tertidur diatas kasur dan seolah-olah sudah ditata.
“Kesimpulan sementara hasil olah TKP yaitu untuk ibu S dengan anak R ini kemungkinan meninggal dunia terlebih dahulu. Kemudian posisi mayat ini sepertinya rapi, atau diatur,” terangnya.
Fakta lain yakni, pesan wasiat yang dituliskan di atas cermin meja rias di kamar lokasi ketiga anggota keluarga tersebut mengakhiri hidupnya ditulis oleh W, sebelum dirinya menyayat pergelangan tangan kirinya.
“Meja rias itu tidak ada ceceran air keras, artinya disini Bapak W menuliskan pesan itu sebelum terjadinya pendarahan. Kemudian setelah itu baru yang bersangkutan kemungkinan besar menyayat sendiri pergelangan tangan sebelah kiri,” bebernya.
Baca juga: Ditemukan Pisau, Racun dan Pesan Wasiat Ditulis di Atas Cermin untuk Anaknya
Diberitakan sebelumnya, satu keluarga di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang melakukan bunuh diri di rumah kontrakannya, Selasa (12/12/2023). Sang ayah meninggal dunia karena bekas sayatan di bagian tangan dan anak dan ibu diduga menenggak racun.
Ketua RT03 Iswahyudi menuturkan, keluarga tersebut terdiri dari ayah W (37), S (35) dan dua putri kembarnya R (13) serta K (13). Upaya bunuh diri tersebut terungkap setelah K, berteriak ke keluar rumah untuk meminta pertolongan kepada warga.
“Ditemukan jam 8.15 bapaknya, yang awal teriak dari anak, anak minta tolong ke tetangga sebelah,” seru Iswahyudi saat dikonfirmasi SERU.co.id. (wul/ono)