Batu, Seru.co.id – Anggota Komisi IX DPR RI, Krisdayanti, mengatakan, menangani stunting bukanlah tugas di lembaga pemerintah saja. Ia menekankan, stunting melibatkan lebih dari sekadar pemenuhan gizi, melainkan juga pola hidup masyarakat.
Ia pun mengaku berupaya melaksanakan arahan Presiden Joko Widodo dalam mencapai target prevalensi stunting sebesar 14 persen dengan pendekatan pada tingkat keluarga. Ia lantas menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat pengaruh makanan impor.
“Saya juga menekankan bahwa pemahaman sederhana seperti mengonsumsi dua telur dapat berkontribusi dalam menekan kasus stunting, dengan syarat pemahaman yang baik dalam pengolahan makanan oleh ibu-ibu,” ujarnya saat menghadiri kegiatan Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), di Hotel Selecta, Kota Batu, Jumat (15/12/2023).
Baca juga: Komitmen Turunkan Angka Prevalensi Stunting, Pemkot Malang Diganjar Penghargaan dari BKKBN
Acara yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur diikuti 800 Kader KB dan Tim Pendamping Keluarga.
Krisdayanti juga berharap agar komitmen terhadap program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting tetap terjaga. Iapun mengaku sangat mendukung program penurunan angka stunting di Indonesia.
“Saya menekankan pentingnya memberikan kontribusi secara sungguh-sungguh dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.
Baca juga: Reses, Krisdayanti Bagikan 1000 Paket Beras Untuk Warga Batu
Sementara itu, Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, menekankan, penurunan angka stunting dapat dilakukan dengan pola kesehatan reproduksi. Salah satu faktornya adalah kurangnya kesadaran terhadap pernikahan di usia muda, serta jarak kehamilan yang terlalu dekat.
Ia menjelaskan bahwa jarak kehamilan kurang dari satu tahun dapat meningkatkan risiko stunting pada bayi yang masih dalam kandungan.
“Hadirnya kader KB sangat vital. Mereka memiliki kemampuan untuk mendekati keluarga dan mengajak mereka berbicara tentang hal-hal penting, seperti masalah reproduksi, pola makan, dan kondisi lingkungan rumah,” serunya. (dik/ono)