Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berupaya memenuhi capaian target pendapatan asli Daerah (PAD) tahun ini. Oleh karena itu, Bapenda menyelenggarakan kegiatan optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Hotel Savana, Rabu (25/10/2023).
Pj Wali Kota Malang, Dr Ir Wahyu Hidayat, MM mengatakan, PAD adalah nyawa bagi daerah. Keberhasilan pembangunan suatu daerah tidak terlepas dari optimalisasi PAD, sehingga mampu memenuhi tugas-tugas pembangunan yang harus dilaksanakan oleh pemerintah. Perlunya strategi yang tepat memenuhi proyeksi pendapatan yang sudah ditetapkan.
“Ibarat satu kesatuan tubuh, PAD ini nyawa yang bisa menghidupkan dan menggerakkan semua bagian tubuh, jadi kalau PAD kita optimal maka semua tugas-tugas kita dalam melaksanakan pembangunan bisa berjalan dengan baik. Ini bisa kita bayangkan bersama jadi seperti itu perumpamaannya. Karena pentingnya ini (PAD) maka sudah seharusnya jadi kewajiban dan tanggung jawab kita bersama untuk mengoptimalkan,” seru Wahyu.
Baca juga : Pendapatan Asli Daerah Kota Malang 2023 Mengalami Penurunan
Lanjutnya, rincian progres sementara pencapaian PAD sampai dengan saat ini, dari empat sumber pendapatan, lain-lain pendapatan yang sah menjadi sumber pendapatan dengan capaian tertinggi sebesar 82,13%, kemudian disusul hasil retribusi daerah sebesar 68,22%. Lalu, hasil pajak daerah sebesar 56,86% dan yang terakhir hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 22,11%.
Wahyu menyorot, pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Dirinya menyentil penyertaan modal Pemerintah Kota Malang kepada BUMD yang masih rendah. Penyertaan modal ini harusnya menjadikan BUMD lebih berkembang dan berkontribusi bagi PAD Kota Malang.
Dirinya berharap, potensi pajak dan retribusi sudah waktunya harus di update dan diperbaharui. Menurutnya, potensi Kota Malang yang besar menuntut kesigapan dan kepekaan para perangkat daerah pemungut PAD untuk terus mengevaluasi perkembangan yang ada.
“Saya menyoroti tiga ini, tujuan penyertaan modal kan untuk meningkatkan pendapatan juga, saya harapkan sumbangsihnya bagi peningkatan PAD kita, ini juga termasuk pajak daerah dan retribusi daerah. Harus sigap, harus peka, potensi Malang ini luar biasa, harus dievaluasi, di update dan diperbaharui. Langkah ini sebagai bentuk mitigasi yang perlu dilakukan,” imbuhnya.
Baca juga: Optimalisasi Potensi PAD di Kota Malang, Begini Arahan Wali Kota
Wahyu menginstruksikan semangat kebersamaan untuk mengoptimalkan kinerja mencapai target PAD. Menurutnya, capaian hasil PAD tergantung seberapa serius kinerja aparat perangkat daerah yang bersangkutan. Optimalisasi pajak tidak hanya menjadi tugas Bapenda, tetapi perangkat daerah pemungut pajak, BUMD, serta Camat dan Lurah selaku representasi Pemerintah di wilayah.
Wahyu menegaskan, pentingnya mitigasi terhadap potensi sebagai dasar penentuan proyeksi. Hal ini, penting bagi Pemerintah Kota Malang melihat histori pencapaian sumber pendapatan Kota Malang.
“Penekanan saya pada dua poin ini, pertama mitigasi, ini penting untuk menentukan strategi, karena menurut saya strategi ini tidak sama setiap tahunnya, makanya perlu mitigasi, melihat riwayat sumber pendapatan, bisa lima tahun ke belakang, lantas dianalisa. Hasil mitigasi ini juga sebagai sumber dan dasar penentuan proyeksi. Yang kedua, kebersamaan, ini penting. Pajak bukan cuma tanggung jawab Bapenda, disini juga ada perangkat daerah pemungut yang lain, Dishub, Satpol, Diskopindag, semuanya berperan, termasuk Camat dan Lurah, kan sebagai representasi Pemerintah di wilayah. Jadi saya instruksikan dua poin ini bisa dilaksanakan,” tegasnya.
Baca juga: Optimalisasi Retribusi Parkir, Dishub Batu Gelar Rakor Bersama Jukir
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Malang, Handi Priyanto menjelaskan, terdapat beberapa hal yang masih bisa dioptimalisasikan yaitu digitalisasi pedagang. Hal ini dapat mengetahui terkait besaran retribusi pasar.
“Ada beberapa hal yang masih bisa didapatkan untuk optimalisasi, misalnya digitalisasi pedagang. Kalau ada sistem ini selain bisa tahu jumlah pedagang di salah satu pasar, kita juga bisa tahu besaran retribusi pasar. Siapa yang menunggak, siapa yang belum bayar, dan yang sudah lunas, kita bisa tahu,” ujar Handi.
Dirinya mengungkapkan, mengacu pada restoran tahun lalu sebesar Rp84 miliar. Untuk sekarang target PAD dinaikkan menjadi Rp150 miliar.
“Kita pacu ini di restoran, tahun lalu targetnya Rp84 miliar. Ternyata saya menghitung bulan Oktober bisa tutup target. Sehingga saat PAK saya naikkan target ya menjadi Rp105 miliar dan tercapai Rp106 miliar. Kalau tahun ini target kita naikkan menjadi Rp150 miliar dan kami optimis bisa tercapai,” ungkapnya. (ws8/mzm)