Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Serukan Golput Pemilu 2024

Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Serukan Golput Pemilu 2024 Mendatang
Aksi 1 tahun Tragedi Kanjuruhan oleh keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan.(foto: wul)

Malang, SERU.co.id – Belum kunjung dapat kepastian terkait keadilan untuk korban Tragedi Kanjuruhan, keluarga korban bersepakat untuk lakukan golput (golongan putih) dalam Pemilu 2024 mendatang. Langkah itu sengaja mereka ambil sebagai bentuk protes atas ketidakberpihakan para politisi yang mereka pilih selama ini.

Salah satu keluarga korban Tragedi Kanjuruan, Rianto mengatakan, dirinya memastikan untuk tidak menyalurkan suaranya dalam seluruh tahapan pemungutan suara.

Bacaan Lainnya

“Saya pasti golput, kita sebagai rakyat memilih wakil rakyat. Tapi kenapa wakil rakyat kita tidak membela. Kita ini cuma dibohongi saja, cuma janji,” seru Rianto belum lama ini.

Baca juga: Angka Golput Masih Tinggi, KPU Kabupaten Malang Gencar Lakukan Sosialisasi

Riango menerangkan, dirinya menganggap hal tersebut merupakan salah satu bentuk protes terhadap seluruh elemen tarkait kejelasan keadilan Tragedi Kanjuruhan yang turut menewaskan anaknya itu.

“Sama sekali belum ada kejelasan, perkara ini pun sama sekali belum ada titik terang,” tuturnya.

Dirinya menyebut, para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak pernah hadir untuk membantu para keluarga korban dalam mencari keadilan.

“Mereka hanya mencari suara, tapi waktu rakyat membutuhkan pembelaan kenapa mereka tidak hadir di pendampingan keluarga korban untuk mencari keadilan hukum,” ucapnya.

Baca juga: Trauma Tragedi Kanjuruhan, Aan Beranikan Diri Datangi Stadion

Dirinya menekankan, dirinya dan para keluarga lainnya bakal serempak melakukan langkah golput.

“Kami akan gulput. Selama masalah Tragedi Kanjuruhan ini masih belum diusut, saya pribadi sebagai ayah korban dipastikan golput,” jelasnya.

Senada dengan Rianto, Devi Athok juga bakal melakukan golput. Dirinya juga menyebut, puluhan keluarga korban yang masih menyuarakan keadilan dipastikan akan golput.

“Kalau ini keluarga yang meninggal yang masih berseru mencari keadilan, ada sekitar 52 orang yang bisa pastikan. Tapi kan yang luka luka juga banyak, ada ratusan. Mereka juga menyerukan untuk golput, karena itu (alasannya) para calon calon tidak menyentuh keluarga dan korban korban yang luka,” paparnya.

Dikatakan Devi, untuk para keluarga korban luka-luka permanen dalam tragedi tersebut, menggunakan uang pribadi untuk biaya pengobatan.

“Pemerintah sudah lepas tangan. Pemerintah hanya pencitraan untuk masalah pembiayaan,” terangnya.

Menurut Devi, tak hanya puluhan setidaknya lebih dari ratusan orang akan melakukan golput demi keadilan untuk 135 korban ini.

“Lebih, mungkin ada ribuan. Karena masih banyak yang masih berjuang untuk keadilan Kanjuruhan mereka menyatakan golput,” bebernya. (wul/ono)

Pos terkait