Polres Malang Klarifikasi Kakek di Jabung Meninggal Bukan Karena Sound System

Ilustrasi karnaval dan sound system di Desa Kebobang, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. (Seru.co.id/wul) - Polres Malang Klarifikasi Kakek di Jabung Meninggal Bukan Karena Sound System
Ilustrasi karnaval dan sound system di Desa Kebobang, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. (Seru.co.id/wul)

Malang, SERU.co.id – Sebuah akun Instagram dengan nama @claudia**** menulis di dalam kolom komentar akun resmi milik Polres Malang yang bernama @polresmalang_polisiadem. Akun tersebut menuliskan jika ada sebuah kakek di Kecamatan Jabung, meninggal dampak dari  suara gelaran karnaval yang dilengkapi sound system.

Dituliskan oleh akun @claudia**** itu, kakek tersebut sempat mengatakan sakit saat mendengar suara dari sound system.

Bacaan Lainnya

“Pak @polresmalang_polisiadem di Jabung ada kakek meninggal gegara sound. Meninggal waktu karnaval, beliau sempat bilang “inggerno sound e dodoku loro” Setelah ngomong gitu,beliau meninggal,” tulisnya sejak, Selasa (5/9/2023).

Ditulis juga, di daerah Kecamatan Jabung tersebut gelaran karnaval dilakukan selama satu minggu penuh dengan menggunakan sound system.

Baca Juga : Polres Malang Tak Lagi Keluarkan Surat Izin Karnaval Parade Sound Sistem dan Battle Sound

“Kebetulan karnaval di Jabung kemarin memang bisa dikatakan seminggu full dg (dengan) sound yg selalu menggelegar Sesehat2nya orang tua kalau diteter tiap hari kena sound dari pagi-malam pasti gak bakalan kuat. Dan sampai saat ini karnaval di daerah jabung juga masih terus berlanjut belum selesai juga,” terang dalam tulisan itu.

Akun tersebut juga menuliskan harapan, semoga ada tindakan tegas dari pihak kepolisian dan juga pemerintah daerah. Terkait memperketat aturan karnaval yang tengah tren terjadi.

“Semoga dari polres malang dan juga pemerintah kota/kab Malang bisa lebih tegas lagi membuat aturan tentang karnaval+sound. Memang karnaval+sound jadi hiburan yg sangat disukai masyarakat,Jika sekali saya rasa tidak masalah,” tulisnya.

Tertulis juga, gelaran yang dilakukan di Kecamatan Jabung ini tidak biasa. Dan dirinya tidak bisa bertindak banyak terkait hal tersebut.

“Tapi ini berkali kali kali kali. bener2 gak umum. Cuma yah saya sebagai minoritas cuma bisa diam. Karena hampir 90% warga senang dan bahagia dg adanya karnaval+sound yg berlebih,” akhir komentar itu.

Baca Juga : Membongkar Pembatas Jembatan Untuk Truk Sound, Warga Gotong Royong Bangun Kembali

Semantara itu, Kasi Humas Polres Malang, Iptu Ahmad Taufik mengatakan, warga yang dimaksud adalah W (67), warga Desa Kemantren, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.  Untuk hari ini pihaknya telah melakukan pengecekan ke rumah duka.

“Hari ini klarifikasi ke Kapolsek dan sudah mendatangi rumah almarhum dan setelah itu mendapat keterangan keluarga. Bahwa yang bersangkutan atau kakek itu mempunyai riwayat sesak nafas,” terang Taufik, Rabu (6/9/2023) sore.

Baca Juga : Buntut Pembongkaran Pembatas Jembatan, Sejumlah Pihak Terkait Diperiksa Polres Malang

Berdasarkan cerita yang pihak kepolisian dapat dari penuturan keluarga, Taufik menyebut, pada saat kejadian W yang berada di dalam rumah. Kemudian meminta salah satu keluarganya untuk membawanya keluar untuk melihat keramaian di lingkunganya pada saat itu.

“Pada saat kejadian ada karnaval dan ada sound system yang diangkut oleh pickup melewati depan rumahnya. Kemudian kakek ini meminta agar salah satu anggota keluarga mengantarkan ke depan untuk melihat. Setelah itu pickup tersebut melintas di depan rumah,” terangnya.

Namun pada saat itu, kakek tersebut mengalami sesak nafas kemudian meminta untuk kembali dibawa masuk ke dalam rumah. Namun tak lama dari itu, W justru menghembuskan nafas terakhirnya. 

“Dan kakek tidak kena serangan jantung tapi memang sesak nafas, kemudian minta ke dalam rumah. Setelah itu beberapa saat kemudian yang bersangkutan gagal nafas dan meninggal dunia,” terangnya.

Taufik menegaskan kembali, kematian dari kakek W bukan lantaran dari sound system, namun karena penyakit yang dirinya dirinya derita. (wul/mzm)

Pos terkait