Pengerjaan Proyek Jalan di Desa Sana Laok Tak Sesuai Harapan Masyarakat

Material jalan yang menggunakan bahan Sirtu justru akan memberikan dampak buruk bagi tanaman tembakau, terlebih saat musim hujan akan sangat sulit dilintasi karena licin. (Seru.co.id/udi) - Pengerjaan Proyek Jalan di Desa Sana Laok Tak Sesuai Harapan Masyarakat
Material jalan yang menggunakan bahan Sirtu justru akan memberikan dampak buruk bagi tanaman tembakau, terlebih saat musim hujan akan sangat sulit dilintasi karena licin. (Seru.co.id/udi)

Pamekasan, SERU.co.id – Pengerjaan proyek jalan di Desa Sana laok Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan untuk meningkatkan perawatan diduga asal asalan. Pasalnya, pengerjaan proyek tersebut hanya menggunakan material tanah kapur atau pasir dan batu (Sirtu) dalam perbaikan tersebut, ditambah tidak adanya papan nama perbaikan jalan yang dipasang, Sabtu (29/7/2023).

Proyek yang dikerjakan tanpa menggunakan papan nama itu indikasinya sebagai trik untuk membohongi masyarakat agar tidak dimonitor besar anggaran dananya, sebut Qusyairi salah satu warga setempat

Bacaan Lainnya

Qusyairi yang juga sebagai tokoh pemuda setempat mengatakan, dalam pengerjaan kegiatan tersebut terkesan sangat mencolok dan tidak sesuai dengan amanah masyarakat. Selain pekerjaan itu tanpa papan nama juga menggunakan bahan Sirtu yang justru akan memberikan dampak buruk bagi tanaman tembakau terlebih saat musim hujan akan sangat sulit dilintasi karena licin.

“Setahu saya mas setiap pekerjaan harusnya pakai papan pekerjaan agar masyarakat bisa tahu jenis pekerjaannya apa dan anggarannya berapa. Lah ini justru agak aneh ini malah pakai bahan Sirtu, jelas ini mengganggu tanaman tembakau masyarakat karena debunya. Terlebih nanti saat musim hujan pasti licin,” ujarnya.

Sementara, masyarakat asal kecamatan Tamberu, Nurhasan selaku pemborong pekerjaan ketika ditanyakan tentang RUP dirinya mengaku tidak tahu apa-apa tentang hal tersebut, karena dirinya menerima mandat pekerjaan itu dari salah satu ketua kelompok tani di Dusun Bajudan Desa Sana laok. Penggunaan material Sirtu itu memang sudah disediakan sebelumnya.

“Saya tidak tahu saya hanya pengesub melalui paman Hatep. Saya hanya pekerja dan saya disuruh menggunakan material tanah tersebut saya ikuti saja sebagai pekerja, ketuanya bukan saya, saya hanya kongsikong,” ungkapnya.

Sementara itu kepala Desa Sana Laok, Fathorrohman saat dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp belum memberikan jawaban.

Sampai berita ini terbit dari hasil investigasi di lapangan nampak terlihat tanaman tembakau warga yang berada di sekitaran jalan itu tertutupi abu akibat dari bahan material Sirtu yang digunakan. (udi/mzm)

Pos terkait