Malang, SERU.co.id – Menyoroti berbagai penelitian yang dihasilkan perguruan tinggi, namun terkesan mandeg atau macet dengan minimnya manfaat kepada masyarakat luas. Tokoh pers nasional, Prof Dr (HC) Dahlan Iskan menyebut, kondisi tersebut merupakan PR lama Indonesia, bahkan saat ini tak sepenuhnya mulus terhilirisasi dan terkomersialisasi.
Berdasarkan pengalamannya saat menjadi Direktur PLN dan Menteri BUMN, Dahlan Iskan pun memberikan tips dan strategi agar penelitian tersampaikan tepat sasaran. Sebagaimana fungsi perguruan tinggi dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan dan pengajaran; penelitian dan pengembangan; serta pengabdian kepada masyarakat.
“Ketika menjadi Direktur PLN, kondisi seperti ini sudah lama, bahkan ketika saya menjadi Menteri BUMN. Kemudian saya mengundang para Rektor dan penemunya dari berbagai perguruan tinggi besar di Indonesia, agar benang merahnya ketemu. Apa masalahnya dan bagaimana solusinya?” seru Dahlan Iskan, dalam Talkshow Inovasi “Strategi Komersialisasi Hasil Inovasi Perguruan Tinggi” di Universitas Negeri Malang (UM), Senin (10/7/2023).
Dalam diskusi tersebut, poin utama yang menjadi akar masalah adalah kebijakan yang dibuat kampus dan regulasi hilirisasi oleh negara. Maka perlu beberapa kebijakan pendobrak agar penelitian dapat terhilirisasi dan terkomersialisasi, sehingga termanfaatkan secara luas kepada masyarakat.
“Tergantung policy (kebijakan) yang dibuat kampus dan regulasi hilirisasi oleh negara, dalam hal ini Kemdikbudristek maupun Kementrian lainnya. Saran saya, berikan saham atas karya penemuan, sehingga dia (penemu) akan terus berkembang. Sekaligus bentuk apresiasi sebuah industri atau negara kepada penemu,” tegas mantan CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group ini.
Dahlan mencontohkan kebijakan yang dibuat oleh China, meski sebagai negara komunis, namun sangat menghargai karya yang dihasilkan peneliti maupun penemu. Dengan pola tersebut, inovasi yang dihasilkan mampu menjadikan China sebagai negara adidaya.
“Ketika itu dilakukan oleh UM atau sebuah lembaga yang menaungi, maka bisa saja hal itu terjadi dan tumbuh berkembang, tergantung kebijakan kampus. Selanjutnya, jika tingkat kebermanfaatannya luas dan memiliki pangsa pasar yang jelas, tinggal bagaimana pemerintah dan swasta mengakomodir. Artinya riset harus diobservasi dan ada pendorongnya, serta memiliki pasar yang jelas,” ucap Dahlan.
Diceritakannya, ketika dirinya mendengarkan beragam temuan para peneliti, dirinya tertarik dengan penemuan stemcell oleh Dr Purwati. Dirinya menilai, stemcell sangat dibutuhkan dalam penanganan penyakit kanker dan tumor, selain dirinya saat itu divonis menderita kanker hati.
“Saya sempat ketemu pak Mahathir Mohamad di Kuala Lumpur, Malaysia, beliau dipapah. Ketemu berikutnya dia segar bugar, karena ternyata telah menggunakan stemcell dengan tipe T-Sel,” kilasnya.
Selanjutnya, hal itu disampaikannya ke Dr Purwati, dan menyanggupi bisa menerapkan kepada dirinya. Artinya riset harus diobservasi dan ada pendorongnya, serta memiliki pasar yang jelas.
“Dari dulu terkenal paling murah dari Rp30 juta, sekarang Rp75 juta. Itu sebagai bentuk kepercayaan yang diberikan masyarakat Indonesia maupun internasional, agar Dr Purwati lebih dihargai oleh masyarakat Indonesia dan mancanegara,” jelas Dahlan.
Sementara itu, Dosen Teknik Mesin UM, Dr Muchammad Harly ST MT mengaku, terinsipirasi saran Dahlan Iskan dalam menerapkan temuan Fast Charging untuk mobil listrik. Sebab saat ini, secara teknik hanya berpikir seputar bagaimana teknologi yang dibuat semakin lebih baik dari sebelumnya.
“Jika selama ini alat catu daya saya butuh waktu satu jam, saya ditantang beliau untuk membuat terobosan Fast Charging mobil hanya 20-30 menit,” jelas Harly.
Alasan tersebut, lantaran trend saat ini, orang ingin segala sesuatunya serba cepat. Menonton video saja lebih dua menit orang sekarang males. Jika tantangan tersebut benar-benar bisa diwujudkan, Dahlan akan mengumumkan inovasi ini, mungkin akan menjadi yang pertama di Indonesia.
Senada, Wakil Rektor III UM, Dr. Ahmad Munjin Nasih, MAg mewakili Rektor UM mengungkapkan, pihaknya sengaja mendatangkan Dahlan Iskan. Demi mendapatkan cara agar inovasi yang ada di UM tidak berhenti sampai di publikasi, tetapi bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat umum.
“Jadi kami rasa Pak Dahlan Iskan merupakan narasumber yang sangat tepat untuk menyampaikan hal ini. Semoga ilmu yang beliau berikan bermanfaat baik bagi kita di lingkungan UM dan masyarakat luas pada umumnya” tandasnya. (rhd)