Malang, SERU.co.id – Menjelang suhu panas Pemilu 2024, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Malang menggelar ‘Pendidikan Wawasan Kebangsaan Tahun 2023.’ Melalui penguatan karakter dan wawasan kebangsaan bagi masyarakat di wilayah Kecamatan Klojen, serta mewujudkan Malang Kota Bermartabat.
Kepala Bakesbangpol Kota Malang, Dra Rinawati MM menjelaskan, suhu politik menjelang Pemilu 2024 cukup panas. Sehingga rawan timbulnya konflik yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia. Untuk itu, pihaknya memberikan penguatan karakter dan wawasan kebangsaan yang berlaku untuk semua Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki kewajiban ikut menjaga NKRI.

“Sebagaimana tugas pokok dan fungsi Bakesbangpol, salah satunya melaksanakan penguatan karakter dan pendidikan wawasan kebangsaan. Agar terjaga kondusivitas masyarakat dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara, dimana pada tahun politik ini sangat rentan dan sensitif akan potensi konflik,” seru Rina, sapaan akrabnya, disela acara yang digelar di Grand Palace Hotel, Rabu (31/5/2023) malam.
Apalagi sekarang tahun politik, lanjut Rina, ada banyak pihak yang menghendaki perpecahan. Karena menganggap pemerintah sudah tak sesuai dengan pandangan hidupnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari agenda yang akan dilaksanakan secara bergiliran di tingkat kecamatan hingga beberapa kalangan, harapannya mampu mendeteksi dini potensi-potensi negatif tersebut.
Baca juga: Kunjungi Kota Malang, PKS Tertarik Pendidikan Karakter dan Malang Heritage
“Potensi konflik tersebut harus dideteksi dan ditekan sejak dini melalui pendidikan karakter dan wawasan kebangsaan semacam ini. Dan itu kewajiban bagi kita semua, bukan per wilayah, sehingga ada sinergisitas antara warga hingga pucuk pemerintahan. Demi menjaga kondusivitas wilayah, demi persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Republik Indonesia,” imbuh Rina.
Menelusuri jejak sejarah, dimana banyaknya puluhan ribu pulau dengan perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan di Indonesia, namun semua bisa dipersatukan. Di era teknologi saat ini, menjadi tantangan tersendiri bagi generasi yang hidup di masa saat ini.
“Tantangan era teknologi informasi saat ini, kita harus bisa memilah mana berita yang benar maupun hoaks. Demi menciptakan suasana kondusif, termasuk di Malang, demi mewujudkan Malang Kota Bermartabat,” tegasnya.
Baca juga: Bendahara DPD PAN Kota Malang Sebut Pendidikan Karakter Solusi Tangkal Perundungan
Disebutkannya, para narasumber yang dihadirkan dari semua unsur, mulai institusi pemerintah, TNI-POLRI, DPRD, akademisi dan lainnya. Demi menguatkan karakter dan wawasan kebangsaan kepada semua elemen masyarakat. Serta sinergitas antara pemerintah dan masyarakat, mulai dengan deteksi dini hingga penanganan yang melibatkan semua unsur.
“Karena ini tanggung jawab kita bersama, dari atas hingga bawah. Terbukti dari animo peserta yang bertanya sedemikian antusias. Harapannya, peserta yang hadir dapat menularkan informasi dan literasi kepada masyarakat lainnya,” tandasnya.
Turut hadir sebagai narasumber, di antaranya Asisten I Pemkot Malang, Dr Ida Ayu Made Wahyuni SH MSi; Kepala Bakesbangpol Kota Malang, Dra Rinawati MM; Sekretaris DPRD Kota Malang Komisi B, Arief Wahyudi SH; Kapolsek Klojen, Kompol Syahbain Rahmad Kusriyanto SH; Kabid Iwasbang dan Ketahanan Eksosbud Agama, Sukristiyono SSos MAp; Camat Klojen, Drs Heri Sunarko MSi, perwakilan dari unsur masyarakat Kecamatan Klojen, serta perwakilan mahasiswa dan pelajar.
Sekretaris DPRD Kota Malang Komisi B, Arief Wahyudi SH menyampaikan, wawasan kebangsaan harus terus-menerus diberikan kepada masyarakat. Apalagi beberapa terakhir, adanya tindakan yang sifatnya mengganggu kondusivitas di Kota Malang. Seperti gesekan mahasiswa dengan warga Merjosari, bunuh diri di jembatan Soekarno Hatta, dan lainnya
“Saya salut kepada Kesbangpol yang mengadakan kegiatan semacam ini. Kami akan mengawal anggarannya, agar Kesbangpol bisa terus-menerus memberikan pendidikan wasbang kepada seluruh masyarakat Kota Malang,” ucap Arief Wahyudi.
Terlebih menjelang tahun pemilu, tahun demokrasi, dimana akan ada bulan-bulan penuh ketegangan. Menurutnya, masyarakat perlu dikuatkan arti perbedaan pilihan, sehingga tidak menjadikan perpecahan diantara sesama warga masyarakat.
“Dan ini kalau tidak disampaikam secara langsung, ya masyarakat akan kalah dengan medsos. Medsos kan begitu kuatnya, ada yang memang provokatif dan lain-lain. Itu akan dikalahkan dengan pertemuan tatap muka semacam ini, langsung, menyeluruh dan jelas,” tegas politisi PKB dapil Klojen ini.
Disebutkannya, dengan banyakmya pertanyaan peserta, menunjukkan keingintahuan semua pihak untuk menjaga konduktivitas yang ada di wilayah masing-masing. Masyarakat tidak perlu ikut bingung terkait dengan sistem pelaksanaan Pemilu 2024.
“Harapannya, masyarakat kita semuanya sudah paham bagaimana Pemilu tersebut. Berbeda pilihan itu biasa, namun menjaga persatuan dan kesatuan itu luar biasa,” tegasnya. (rhd)