Pamekasan, SERU.co.id – Keluarga jamaah haji Lansia Kabupaten Pamekasan menangis, lantaran kebingungan tidak adanya kejelasan pendamping Satiwe Ritmo Latifa (85) saat hendak akan pemberangkatan dari masjid agung Asyuhada Pamekasan menuju Surabaya.
Ruhay, merupakan cucu dari ibu Latifa, saat ditanya wartawan SERU.co.id menyampaikan, dirinya kebingungannya karena tidak ada kejelasan siapa yang akan menjadi pendamping bagi jama’ah haji lansia tersebut. Menurutnya, beberapa waktu yang lalu dirinya bersama anaknya sudah melakukan pengajuan pendamping untuk ibunya tersebut, namun ternyata pihak kementerian agama (Kemenag) kabupaten Pamekasan mengatakan kalau tahun ini tidak ada pendamping karena adanya aturan baru.
Baca juga: 653 Calon Jamaah Haji Kabupaten Malang Gagal Berangkat Tahun Ini
“Dulu sudah pengajuan pendamping dan waktu itu saat mendaftar anaknya yang mendampingi. Dan ternyata sekarang tidak boleh tidak dapat pendamping, katanya aturan baru,” serunya sambil menagis, Rabu (24/5/2023).
Cucu dari wanita yang dibawa menggunakan kursi roda itu berasal dari Desa Ponjenan Barat, Kecamatan Batumarmarr. Pihaknya mengakui kalau sudah diberi tahu kalau tidak ada pendamping, sehingga dirinya kebingungan karena tidak ada kejelasan dari Kemenag, siapa dan bagaimana yang akan mendampingi ketika sudah berangkat nanti.
Baca juga: 1.200 Jamaah Haji Kabupaten Pamekasan Resmi Dilepas, CJH Tertua 119 Tahun
“Ibu mendaftar tahun 2015, katanya ada pendamping cuma saya tidak tahu siapa yang akan menjaga nanti, dan tidak ada kejelasan siapa dan bagaimana nantinya setelah berangkat dari sini,” paparnya
Kepala Kementerian Agama Kabupaten Pamekasan, Mawardi saat dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp menjelaskan, hingga sampai saat ini tidak ada yang konfirmasi terkait dengan kebingungan masalah pendampingan. Bahkan semua yang berangkat hari ini sudah merasa siap untuk melaksanakan ibadah haji.
“Dari awal sudah kita sampaikan bahwa khusus jamaah Lansia ini nanti perlu pelayanan secara khusus oleh tim. Dan didalam kloter itu ada ketua regu yang membawahi sepuluh orang, kemudian ada ketua rombongan yang membawahi 44 orang kemudian yang di atasnya petugas kloter yang lima orang itu,” jelasnya.
Baca juga: Ratusan Calon Jamaah Haji Praktek Manasik di UIN Malang
Dari skema ini, lanjut Mawardi, dari pelayanan bagi jama’ah Lansia insyaallah bisa maksimal, bahwa kemudian ada jamaah Lansia yang menggunakan kursi roda merupakan hal biasa seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Alhamdulillah sudah ketemu dan kita sudah mematangkan bagaimana pelayanan jamaah haji. Dan sebagian ada berangkat dengan keluarganya sehingg itu sudah di hendel keluarganya. Kemudian ada yang tidak bersama keluarga nanti kita bantu dengan tim yang sudah kami bentuk,” ungkapnya.
Mawardi menambahkan, secara umum pelayanan bagi jama’ah haji Lansia sudah diberikan pelayan secara maksimal sejak dari awal pemberangkatan. “Jadi mulai dari bulan Ramadan itu kita sudah melakukan safari jamaah Lansia menyasar titik jamaah Lansia dimana saja. Bagaimana kesehatannya sampai menjelang pemberangkatannya, kemarin kita masih ceking untuk jamaah Lansia ini,” tandasnya. (udi/mzm)