Malang, SERU.co.id – Setelah dibukanya Pembinaan Manasik Haji 2023 oleh Wali Kota Malang, kali ini Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Kota Malang menyelenggarakan praktek manasik haji, Kamis (18/5/2023). Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kantor Kementrian Agama (Kankemenag) Kota Malang, H Muklis menyampaikan, kegiatan ini diharapkan bisa menjadi bekal para calon jamaah haji untuk melaksanakan rukun ke-5 tersebut dengan baik dan benar saat di tanah suci.
“Jadi harapannya tawafnya benar, syar’i nya benar, bagaimana doa-doa nya, niatnya di mana, termasuk lempar jumrahnya seperti apa, itu yang kami laksanakan,” seru Muklis.
Kegiatan ini diikuti sekitar 800 orang yang ber-KTP Kota Malang dan sudah melunasi biaya hajinya. Namun, bukan berarti orang yang melunasi biaya hajinya terkunci di jumlah tersebut karena pelunasan baru akan ditutup pada, Jumat (19/5/2023) sore.
“Peserta yang datang sebenarnya yang kami undang itu seluruh jamaah yang sudah melunasi, tapi ada beberapa peserta yang dari Jawa Barat, Jakarta, Batam, itu mengikuti manasik kita, ya kita persilakan,” tambahnya.
Sejumlah manasik yang dilakukan di lapangan UIN Malang diantaranya adalah simulasi maktab atau hotel. Meliputi pembekalan cara mandi sunnah, keramas, wudhu, memakai wangi-wangian hingga salat sunah ikhram.
Selanjutnya, juga diberikan materi praktek bagaimana menentuikan niat haji saat di dalam bus, lalu dengan bus tersebut berpindah dari maktab ke Arafah. Dilanjutkan dengan proses wukuf yang dimulai dengan azan, khutbah wukuf, salat jama’ kemudian doa wukuf.
“Setelah dari itu geser ke Musdalifah, mencari kerikil kemudian doa. Lalu geser ke Mina untuk melempar jumrah aqabah pada tanggal 10 (dhulhijah). Terus tanggal 11, 12 melempar jumrah ula wustha aqabah. Yang tanggal 12 pulang. Terakhir, juga dilaksanakan thawaf hifadzoh. Dilanjutkan thawaf syar’i cukur,” jelasnya.
Nantinya, calon jamah haji yang di Surabaya akan diberangkatkan tanggal 23 Mei 2023, sedangkan dari Kota Malang berangkat mulai tanggal 5 Juni. Mengenai dalam praktek yang dilakukan, H Muklis juga membebaskan para jamaah untuk melakukan ibadah haji sesuai dengan madhzab yang mereka yakini.
“Kami memberikan kebebasan kepada jamaah untuk melakukan ibadah haji sesuai dengan keyakinannya. Kami memberikan ilmu-ilmu alternatif, kayak di pesawat terbang itu ada yang tayamum, ada yang gak salat tapi dzikir saja, ada yang pakai wudhu minimalis, itu fiqihnya ada semua,” pungkasnya. (jup/mzm)