Melalui Industrial Gathering dan Innovation Expo, UM Dorong Kolaborasi Kampus dan Industri

Salah satu karya dosen dan mahasiswa UM dalam bidang teknologi informasi. (rhd) - Melalui Industrial Gathering dan Innovation Expo, UM Dorong Kolaborasi Kampus dan Industri
Salah satu karya dosen dan mahasiswa UM dalam bidang teknologi informasi. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Kali pertama Universitas Negeri Malang (UM) menggelar Industrial Gathering dan Innovation Expo. Diikuti 13 perusahaan dari dalam dan luar negeri, baik secara online maupun offline. Harapannya akan tercipta kolaborasi antara kampus UM dan industri.

Kepala Divisi HKI dan Kerjasama Industri UM, Prof Dr Muhammad Alfian Mizar MP mengatakan, tujuan Industrial Gathering and Innovation Expo ini untuk mendekatkan perguruan tinggi dengan dunia industri.

Bacaan Lainnya

“Tujuannya, supaya terjadi kolaborasi antara perguruan tinggi dengan industri. Termasuk dalam mengembangkan suatu produk ke depannya yang lebih baik dan unggul,” seru Prof Alfian, sapaannya, ditemui SERU.co.id, di Hall Gedung Kuliah Bersama A19, Selasa (23/5/2023).

Menurut Prof Alfian, dari 15 perusahaan yang diundang, hanya 13 perusahaan yang hadir. Dengan inovasi perguruan tinggi yang ditampilkan, di antaranya simulator automotif yang digunakan untuk membantu pembelajaran di SMK maupun di Politeknik.

Ke-13 perusahaan dalam dan luar negeri tersebut. Di antaranya PT Nasional Multi Persada, PT Eroda, PT Optimaxx Prima Teknik, Syarmaine Entreprisé Malaysia dan PT Alfan Mekatronik Indonesia.

Tujuan lainnya, nantinya bisa membawa mahasiswa maupun dosen untuk magang ke dunia industri. Sehingga di dalam kampus, pemberian ilmu atau transfer knowledge tidak hanya terbatas pada kurikulum yang sudah dirancang. Namun bagaimana kurikulum itu disesuaikan dengan kebutuhan industri.

“Tujuan kegiatan ini adalah kolaborasi dalam bentuk join riset, hilirisasi produk perguruan tinggi untuk dikomersialisasikan ke industri. Serta magang dosen dan mahasiswa ke industri, supaya kurikulum kita bisa sesuai dengan perkembangan industri,” imbuhnya.

Manfaat lain, lanjut Prof Alfian, UM bisa melakukan semacam join riset antara perguruan tinggi dengan industri. Sehingga tercipta simbiosis mutualisme antara perguruan tinggi dengan industri.

“Industri punya masalah atau rencana untuk pengembangan produk, sedangkan kita punya Iptek yang selalu berkembang. Maka Iptek tersebut bisa kita padukan untuk menyelesaikan masalah industri tersebut,” jelasnya.

Kepala Divisi HKI dan Kerjasama Industri UM, Prof Dr Muhammad Alfian Mizar MP, menjawab pertanyaan awak media. (rhd)

Prof Alfian menambahkan, terlaksananya join riset dan kolaborasi menjadikan hilirisasi produk-produk Iptek oleh perguruan tinggi yang dapat digunakan industri. Meski hilirisasi tersebut bisa dalam bentuk prototipe hasil riset.

“Jadi hilirisasi tersebut bisa dalam bentuk prototipe hasil riset. Atau bisa jadi produk yang dikembangkan lagi sesuai kebutuhan industri,” terangnya.

Disisi lain, akan ada energi terbarukan, salah satunya dengan solar cell yang bisa dikendalikan dengan AI. Pun teknologi tepat guna untuk industri menengah. Serta sistem atau model yang sudah dilindungi hak cipta dan patennya.

“Kita punya sekitar 250 paten dan sekitar hampir 5 ribu hak cipta,” bebernya.

Prof Alfian berharap, nantinya ada komunikasi lebih lanjut dalam bentuk MoU bagi yang belum. Kemudian MoU diwujudkan dalam bentuk Perjanjian Kerjasama (PKS) untuk pelaksanaan atau program lebih spesifik, tentunya dengan win win solution.

“Dari situ nanti diharapkan akan menumbuhkan semacam income generating (pendapatan lain di luar pembelajaran) bagi UM. Jadi tidak berhenti di sini saja,” pungkasnya. (rhd)

Pos terkait