Film Pulang Rimba Ciptakan Semangat Belajar Siswa SMK hingga Mahasiswa di Malang

Road Show dan Diskusi Film Pulang Rimba yang berlangsung di SMK Penerbangan Angkasa Malang. (ist) - Film Pulang Rimba Ciptakan Semangat Belajar Siswa SMK hingga Mahasiswa di Malang
Road Show dan Diskusi Film Pulang Rimba yang berlangsung di SMK Penerbangan Angkasa Malang. (ist)

Malang, SERU.co.id – Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP) menggelar roadshow pemutaran film “Pulang Rimba” dan diskusi di Aula SMK Penerbangan “Angkasa” di Jl. Rogonoto No.264, Damean, Tamanharjo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Selasa (4/4/2023). Film ini merupakan film pertama dari sekuel terkait Suku Anak Dalam (SAD) yang diproduksi oleh KPP.

Roadshow ini dihadiri oleh Kepala SMK Penerbangan “Angkasa”, Kapten Lek Adityama Yogasatra dan dihadiri oleh 250 siswa. Menurut Kepala SMK Penerbangan Angkasa Malang, film ini bisa menjadi motivasi untuk siswa-siswa di SMK Penerbangan. Terutama siswa yang berasal dari luar jawa, seperti Papua, NTT, NTB, dan lain sebagainya.

“Ini merupakan film yang bagus karena diangkat dari kisah nyata dan membuat kami terus semangat untuk meraih cita-cita,” seru Kapten Lek Aditya, sapaan akrabnya.

Sementara itu, salah seorang siswa SMK, Fadhil mengatakan, film ini selaras dengan dirinya sebagai siswa yang berasal dari luar Jawa. Ia mengatakan, film tersebut mencerminkan perjuangannya untuk bersekolah di SMK Penerbangan Angkasa. Sekaligus memberikan wawasan tentang bagaimana kehidupan Suku yang terasing itu.

“Film ini mengingatkan saya tentang perjuangan saya bersekolah disini. Selain itu, film ini juga memberikan gambaran bagi saya mengenai Suku Anak Dalam,” ujar Fadhil.

Pada sesi kedua, Kreasi Prasasti Perdamaian juga mengunjungi STAI Ma‘had Aly Al-Hikam Malang untuk menonton dan berdiskusi mengenai film dan pendidikan suku anak dalam. Ketua dewan mahasiswa STAIMA, Ridho mengatakan, film ini memberi gambaran bagi mahasiswa dan santri disana. Hikmah yang bisa diambil dari film tersebut adalah keterbatasan finansial bukan penghalang untuk menempuh pendidikan.

“Jika saya lihat film ini sangat cocok dan relate dengan mahasiswa dan santri disini. Karena pada dasarnya keterbatasan yang dimiliki Pauzan ini membuat kami sadar terkait value pendidikan,” ungkapnya.

Ridho menambahkan, dengan keterbatasan ini tak menghalangi dia untuk menempuh pendidikan dan kontribusinya untuk membawa perubahan bagi SAD. Menurutnya, pendidikan  sangat penting dan keterbatasan Pauzan membuat dirinya sadar untuk tidak mengeluh dan berleha-leha dalam belajar. Film Pulang Rimba ini bercerita tentang perjuangan dan harapan Suku Anak Dalam untuk menempuh pendidikan untuk mencapai kesuksesan. (dik/mzm)


Baca juga:

Pos terkait