Mencuat Kasus Ginjal Akut Pihak Farmasi Terancam Pidana

Ilustrasi. (ist) - Mencuat Kasus Ginjal Akut Pihak Farmasi Terancam Pidana
Ilustrasi. (ist)

Disusun Oleh: Astrid Widya Putri (202210110311232)
Ilmu Hukum, Universitas Muhammadiyah Malang

Belakangan ini masyarakat di Indonesia dihebohkan dengan masalah gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak dari rentang usia 6 bulan hingga 18 tahun. Menurut saya isu terkait obat tersebut sangatlah asing, karena mengapa baru sekarang dikabarkan ada kandungan berbahaya sedangkan obat sirup sudah lama ada dan sering dikonsumsi anak-anak maupun orang dewasa ketika sakit. Ginjal akut sendiri merupakan penyakit gagal ginjal yang tidak dapat menyaring limbah dari darah. Gejala ini termasuk penurunan output urine, pembengkakan akibat retensi cairan, mual, kelelahan, dan sesak napas.

Bacaan Lainnya

Persentase kandungan berbahaya dalam obat sirup, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan penjelasan mengenai obat sirup tersebut. Obat sirup untuk anak yang berisiko mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG), BPOM menginformasikan menegaskan bahwa obat sirup untuk anak yang disebutkan dalam informasi dari WHO, terdiri dari Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup. Keempat produk tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India. Keempat produk yang ditarik di Gambia tersebut tidak terdaftar dan tidak beredar di Indonesia dan hingga saat ini, produk dari produsen Maiden Pharmaceutical Ltd, India tidak ada yang terdaftar di BPOM.

Penyebab gagal ginjal akut adalah saat kondisi penurunan fungsi ginjal secara mendadak. Keadaan ini disebabkan oleh kekurangan cairan mineral, infeksi, atau adanya sumbatan aliran keluar urine. Pembengkakan lengan di kaki dan tangan serta tekanan darah tinggi akibat penyumbatan cairan. Peningkatan kadar kalium dalam darah tiba-tiba yang mengganggu fungsi hati.

Penyakit gagal ginjal akut sendiri merupakan kondisi saat fungsi ginjal mengalami penurunan secara cepat dan tiba-tiba. Menurut saya meski dibutuhkan penelitian lebih lanjut dan spesifik tentang hal ini, penggunaan Paracetamol tetap memiliki efek jangka panjang yang merugikan. Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, yaitu jangan mengonsumsi lebih dari dosis yang direkomendasikan dokter, beri jeda waktu minimal 4 (empat) jam untuk konsumsi berikutnya, namun setelah mengonsumsi Paracetamol selama 3 (tiga) hari dan sakit kepala atau gejala yang dirasakan tak kunjung membaik, mintalah saran dokter. Beberapa anak juga melaporkan gejala demam, diare, batuk-pilek, dan mual-muntah. 

Jumlah data kasus yang tersebar di Indonesia, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan tercatat 245 kasus angka kematian mengenai gangguan ginjal akut yang tersebar di 26 provinsi Indonesia pada Senin (24/10/2022). Penyakit gagal ginjal akut ini umumnya menyerang balita di bawah 5 (lima) tahun. Sejauh ini diketahui bahwa penyebab penyakit tersebut adalah cemaran zat berbahaya dalam obat yang dikonsumsi anak-anak. 

Sanksi yang tepat bagi perusahaan farmasi yang tidak menjalankan ketentuan produksi obat-obatan yang sudah ditentukan dapat diberikan sanksi administratif sesuai dengan pasal 4 dan pasal 6 Nomor 19 Tahun 2020 mengenai peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan berupa peringatan, peringatan keras, penghentian sementara kegiatan pembuatan obat, pembekuan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), pencabutan sertifikat CPOB, dan penghentian sementara kegiatan iklan, serta pembekuan Izin Edar dan/atau pencabutan Izin Edar. Semua industri farmasi yang memiliki obat sirup yang berpotensi mengandung cemaran EG dan DEG, seharusnya diminta untuk melaporkan hasil pengujian yang dilakukan secara mandiri sebagai bentuk tanggung jawab pelaku usaha. Industri farmasi juga dapat melakukan upaya lain seperti mengganti formula obat dan atau bahan baku. Menurut saya BPOM juga harus mengeluarkan standar pelayanan pembuatan produk farmasi serta BPOM juga harus melakukan pengawasan lebih ketat dan proaktif agar peristiwa tersebut tidak terulang kembali. Tanggapan serta program pemerintah dalam menangani kasus ini ini harus lebih serius serta tegas mengambil sikap. Menurut saya ada beberapa hal positif untuk mengatasi penyakit ini, yaitu rutin berolahraga secara teratur dapat menjaga kesehatan ginjal dengan cara meningkatkan sirkulasi sel-sel kekebalan, penuhi kebutuhan cairan, batasi asupan gula dan asupan garam. Adapun usulan Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Merry Hotma mengusulkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI agar mendirikan rumah sakit (RS) khusus anak. Usulan ini disampaikan menyusul mencuatnya kasus gangguan ginjal akut pada anak yang meningkat di Ibu Kota serta penyakit anak lainnya. Dia menyatakan, Pemprov DKI sejatinya telah memiliki program untuk anak melalui posyandu, namun pengobatan melalui posyandu itu dinilai tak terlalu efektif ketika sang anak terkena penyakit seperti gangguan ginjal akut. “Belum ada RS yang khusus memperhatikan bayi berpenyakit akut,” sambungnya. Ia menggambarkan, pasien bayi yang sudah menuju sembuh di ruang PICU/NICU tak mungkin dikeluarkan saat ada pasien bayi lain dengan kondisi lebih parah yang juga harus dirawat di ruangan sama. Sebab, bisa jadi ketika dikeluarkan dari ruang perawatan, pasien bayi yang menuju sembuh justru tak kunjung bugar.


Baca juga:

Pos terkait