ITN Kukuhkan Prof Aryuanto Soetedjo Sebagai Profesor Bidang Teknik Elektro

Prof Aryuanto Soetedjo. (ist)
Prof Aryuanto Soetedjo. (ist)

Umumnya AI (kecerdasan buatan) banyak digunakan pada aplikasi internet. Seperti komputer, mesin pencarian google, aplikasi friend suggestion pada media sosial, fitur rekomendasi lagu pada layanan musik Spotify, atau rekomendasi judul film pada layanan film Netflix.

Tapi, dengan perkembangan teknologi elektronika ada istilahnya piranti tertanam. Semacam komputer mini atau mikro yang bisa ditanamkan (ditempelkan) ke berbagai perangkat, misalnya mesin cuci, televisi, hp, dan lain-lain.

Bacaan Lainnya

“Penelitian saya bagaimana mengimplementasikan AI ke perangkat-perangkat yang tertanam tadi. Sehingga harapannya mesin cuci, TV, serta rumah kita menjadi pintar. Kategori pintar adalah hemat energi, pemakaian listrik bisa teroptimalkan. Kalau tidak dipakai otomatis bisa mati, mesin cuci juga bisa diatur dijadwalkan penggunanya,” jelas pria kelahiran Sragen ini.

Kecerdasan buatan juga bisa diterapkan pada mobil otonom atau mobil tanpa pengemudi (mobil self-driving). Bisa juga pada mobil konvensional dengan dilengkapi sistem yang membantu memperingatkan sopir saat kelelahan atau mendeteksi rambu lalu lintas.

Penelitian dosen harapannya tentu bisa berguna untuk masyarakat. Namun, untuk dikenalkan kepada masyarakat produk akademisi ini ada tahap proses yang harus dilalui.

Menurut Prof Aryu, karya penelitian dosen terlebih dahulu melewati publikasi ilmiah, pendaftaran paten, baru kemudian dikomersialkan ke masyarakat atau mitra.

“Untuk kampus sendiri dalam waktu dekat akan masuk ke smart campus/smart building. Di kampus 2 (ITN Malang) sudah ada PLTS. Ada bangunan yang sudah menggunakan building management system (BMS), tapi masih sederhana,” sebutnya.

“Dengan kemajuan AI akan diterapkan di situ, building campus-nya, pemakaian energi, dan smart classroom-nya ditunjang oleh kecerdasan buatan,” tandasnya. (rhd)


Baca juga:

Pos terkait