“Pengembangan kemampuan dan sikap karyawan lebih efektif diarahkan pada penguatan talenta, digital ability dan perilaku inovatif. Tentunya dengan pemberian imbalan yang memperhatikan kesesuaian kinerja dan keseimbangan imbalan. Tidak hanya untuk kesejahteraan fisik tapi juga psikis,” bebernya memberikan solusi.
Model yang direkomendasikan diharapkan dapat membantu perusahaan merumuskan kebijakan SDM, sehingga karyawan mampu bekerja pada situasi yang berubah dengan cepat dan tidak pasti. Sehingga dengan nyaman, berkinerja tinggi dan sejahtera, serta perusahaan dapat mempertahankan bisnis dan mencapai keunggulan kompetitif dan kinerja tinggi.
“Model ini juga diharapkan dapat diuji dan dikembangkan dalam penelitian selanjutnya pada organisasi bisnis,” tandasnya.
Melalui model manajemen SDM Situasional, kebijakan sumber daya manusia dapat memberikan beberapa dampak. Yakni terhadap work attitude, work behavior, dan wellbeing (triple W). Serta corporate performance, competitiveness, dan corporate sustainability (triple C).
Sementara itu, Prof Mahmudi memaparkan, orasi ilmiahnya berjudul “Model Duga Produktivitas Perairan (MDPP) Untuk Produksi Perikanan Berkelanjutan”. Dengan menggunakan Model Duga Produktivitas Perairan di ekosistem mangrove dan menggunakan pendekatan nutrien yang berasal dari seresah daun mangrove. Kemudian dinamakan Model Duga Produktivitas Perairan Mangrove-Detritus dari serasah menjadi hara atau disingkat MDPP Made-Sahra.
“Keunggulan MDPP Made-Sahra ini bisa menentukan potensi riil produktivitas primer perairan dari jasa ekosistem mangrove. Selanjutnya, nilai produksi primer perairan menjadi penentu bagi produksi biota perairan pada tingkat trofik yang lebih tinggi, khususnya ikan-ikan herbivor dan karnivor,” beber Prof Mahmudi.