Kampus Merdeka Fair Polinema Ajang Peningkatan Kuantitas dan Kualitas SDM melalui MBKM

Pembukaan Kampus Merdeka Fair (KMF) 2022 di Polinema. (rhd) - Kampus Merdeka Fair Polinema Ajang Peningkatan Kuantitas dan Kualitas SDM melalui MBKM
Pembukaan Kampus Merdeka Fair (KMF) 2022 di Polinema. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Roadshow enam kota Kampus Merdeka Fair (KMF) 2022 akhirnya tiba di Kota Malang, sebagai kota kelima setelah Padang, Yogyakarta, Pontianak, dan Jakarta. Road to KMF 2022 edisi kelima ini menunjuk Politeknik Negeri Malang (Polinema) sebagai tuan rumah, yang digelar di Graha Polinema, Rabu-Kamis (9-10/11/2022).

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan, KMF merupakan momentum berbagai pihak untuk terus memacu peningkatan kuantitas dan kualitas program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dengan mewujudkan program Kampus Merdeka mandiri.

Bacaan Lainnya

“Tiga tahun terakhir ini kita sudah bergotong royong, bergerak serentak membawa perubahan pada sistem pendidikan kita melalui gerakan merdeka belajar. Semangat untuk bertransformasi ini harus kita kuatkan, karena saat ini kita masih berada di tahap-tahap awal dari perjalanan panjang. Dalam memperbaiki dunia pendidikan tinggi Indonesia,” seru Nadiem, sapaan akrab Mendikbudristek, dalam sambutannya secara daring.

Kebijakan MBKM diluncurkan pada tahun 2020 sebagai langkah transformasi pendidikan tinggi menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang unggul. Selanjutnya tahun 2021, sejumlah program flagship diluncurkan sebagai wadah mahasiswa mendapatkan hak belajar di luar kampus selama dua semester.

Secara rinci, ada 6 (enam) flagship MBKM meliputi program unggulan:
– Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA),
– Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB),
– Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM),
– Kampus Mengajar (KM),
– Wirausaha Merdeka (WMK), dan
– Praktisi Mengajar (PM).

Selain keenam program ini, mahasiswa juga dapat mengikuti program MBKM yang diselenggarakan secara mandiri oleh masing-masing perguruan tinggi. Atau disebut dengan Kampus Merdeka Mandiri.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbudristek, Kiki Yuliati menerangkan, program-program inovasi dalam MBKM ditujukan untuk memfasilitasi mahasiswa. Agar mereka belajar di luar kampus dan luar kelas, dengan meraih berbagai pengalaman pembelajaran. Dan membangun jejaring untuk menyiapkan diri menjadi SDM terampil dan kompeten sebagai calon pemimpin bangsa masa depan.

“Saya yakin, kita semua yakin. MBKM adalah salah satu ikhtiar kita mempercepat penyiapan SDM yang mampu menghadapi berbagai tantangan di kemudian hari,” optimis Kiki, dalam sambutannya secara daring.

Melalui KMF 2022, Kiki berharap, para mahasiswa, dosen, pimpinan perguruan tinggi, serta mitra industri dan mitra lembaga pemerintah lainnya. Dapat mengenal lebih jauh beragam program MBKM, sekaligus berbagi pengalaman dan gagasan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan program.

“Mari kita memberi kesempatan bagi para mahasiswa untuk mengikuti dan mengalami sendiri pembelajaran nyata di luar kampus. Dengan demikian, para mahasiswa sejak awal dapat belajar dari berbagai perspektif dan pengalaman. Sehingga nantinya mereka menjadi insan yang berpengalaman dan berwawasan luas, serta mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat,” tandas Kiki.

Senada, Direktur Politeknik Negeri Malang (Polinema), Supriatna Adhisuwignjo ST MT, mengungkapkan, manfaat program MBKM banyak dirasakan oleh para mahasiswa. Program pendidikan di luar program studi telah dijalankan Polinema sejak tahun 2018. Dalam perjalanannya, Polinema ikut berkontribusi dalam penyelenggaraan program MBKM melalui keikutsertaan dalam program flagship, seperti MSIB, PMM, Kampus Mengajar, dan IISMA Vocational (IISMAVO).

“Penyelenggaraan KMF ini merupakan bentuk dukungan Polinema terhadap program MBKM yang telah banyak dirasakan manfaatnya oleh para mahasiswa. Diharapkan melalui KMF ini, semua stakeholders dapat mengenal kampus merdeka lebih dekat lagi. Dan dapat menciptakan kolaborasi dan sinergi yang lebih baik lagi,” beber Supriatna, didampingi Pembantu Direktur I Polinema, Dr Dra Kurnia Eka Sari MM Ak CA.

Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo ST MT, saat pidato sambutan. (rhd)

Selain itu, lanjut Supriatna, ada sinergisitas antar kampus yang terlibat dalam program MBKM, dimana dapat membentuk mental dan karakter mahasiswa dimanapun berada. Tak hanya ditempuh secara hard skill dan soft skill.

“Artinya, mahasiswa diciptakan untuk menjadi problem solver, mungkin problem maker. Ketika kebutuhan perusahaan atau masyarakat seperti apa, nantinya dia bisa memberikan solusi dari berbagai keilmuan dan pengalamannya,” tandasnya.

Wakil Ketua Bidang 3 Pelaksana Pusat Kampus Merdeka, Nurhadi Irbath mengatakan, nantinya KMF akan dipamungkasi di Universitas Ganesha Bali, Senin-Rabu (14-16/11/2022). Setelah sebelumnya digelar di Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Tanjungpura Pontianak, Politeknik Negeri Jakarta dan Politeknik Negeri Malang.

Disinggung sejauh mana program unggulan MBKM dan manfaatnya, Nurhadi menjawab secara diplomatis, akan dipaparkan sendiri oleh Mendikbudristek saat penutupan MKF di Bali.

“Nantinya Mas Menteri (Nadiem Makarim) akan menjelaskan sejauh mana progres pelaksanaan KMF dan program MBKM selama ini. Dimana setiap program unggulan MBKM digulirkan tidak secara bersamaan, lantaran sesuai kebutuhan,” ungkap Nurhadi, sapaan akrabnya, saat preskon dihadapan awak media.

Dicontohkan, salah satu program baru yang sedang berjalan dan cukup tinggi peminatnya yakni Wirausaha Merdeka (WMK). Dimana dari 146 kampus yang berminat dan mendaftar, hanya 17 kampus dari Sumatera hingga Papua yang dinyatakan lolos sekaligus sebagai pilot projects.

“Awal program, rerata bisnis yang dipilih mahasiswa masih seputaran food and beverage (FnB), seperti makanan kecil hingga pendirian kafe. Meski jurusannya teknik, rerata mahasiswa memilih jurusan tersebut,” ucap Nurhadi.

Direktur Polinema dan jajaran penanggung jawab program unggulan MBKM, saat menjawab pertanyaan awak media. (rhd)

Senada, Wakil Kepala Program Wirausaha Merdeka (WMK), Gloria Pingak menyatakan, dalam proses pelaksanaan WMK, pihaknya menentukan strength point tiap kampus. Dimana sejak masuk program, ketertarikan mahasiswa langsung digali sesuai strength point.

“Hasilnya, sudah bukan dominan FnB, namun sudah mengarah ke pengembangan startup bisnis atau aplikasi, kerajinan atau ekonomi kreatif, dan lainnya yang berkolaborasi dengan UMKM. Dari proses kajian, kami melihat dampaknya, sebab sejauh ini mahasiswa berhasil mengembangkan dan memasarkannya, baik produk maupun jasa,” jelas Gloria, yang berharap muncul entrepreneur muda dari kalangan akademisi.

Selain Nurhadi dan Gloria, sejumlah penanggung jawab program unggulan MBKM hadir. Di antaranya Haryo Kusuma Wibawa (Kepala Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat/MSIB), Andi Rahadiyan Wijaya (Wakil Kepala Program Indonesian International Student Mobility Awards/IISMA) dan Heggy Kearens (Perwakilan Program Kampus Mengajar).

Selanjutnya, Rajib Khafif Arruzi (Perwakilan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka/PMM), Hilda Cahyani (Kepala Program Indonesian International Student Mobility Awards Edisi Vokasi/IISMAVO), dan Timotius Febri (Perwakilan Program Praktisi Mengajar). (rhd)


Baca juga:

Pos terkait