Sinarto juga menambahkan, di lokasi wisata alam perlu adanya warning yang harus terus disampaikan dan tidak boleh dilanggar oleh pengunjung. Pihaknya juga sering mengingatkan perhotelan dan restoran terkait keamanan. Hal ini dikarenakan perilaku yang sering tidak tepat dari tamu yang masih berusia pelajar.
“Kadang anak-anak pelajar itu cara mengelola dirinya belum maksimal. Seperti HP jangan sampai ada insiden di hotel dan restoran,” imbuhnya.
Kadisbudpar Jatim juga menekankan CHSE dalam operasional usaha kepariwisataan. Hal ini menjadi sebuah pesan Covid-19 yang harus terus ditegakkan. Yakni selamat, bersih, sehat dan sustainable tourism development.
“Kita berharap kondisi wisata bisa pulih,” pungkasnya. (dik/mzm)
Baca juga:
- USDEC Luncurkan USIDP Perkuat Industri Susu Nasional di Jawa Timur
- Sebelum Ditemukan Meninggal Mengenaskan Pasutri di Lawang Sempat Terlibat Pertengkaran
- Tabrakan “Adu Banteng” di Karangploso, Dua Korban Alami Luka-luka
- Seorang Nelayan di Sendangbiru Diduga Hilang di Laut saat Mencari Ikan
- Mbak Ulfi Bantu Ringankan Beban Keluarga Penderita Tumor Melalui Ambulan Berantas Gratis