Malang, SERU.co.id – Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji serukan Sustainable City (Kota Berkelanjutan, red) ala Pemerintah Kota (Pemkot) Malang di Tidore. Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Kerja dan Lokakarya Apeksi Komwil VI, yang dilaksanakan di Kantor Wali Kota Tidore, Kamis (9/6/2022) lalu.
Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji selaku narasumber memaparkan konsep Sustainable City yang telah ia terapkan di daerahnya. Sutiaji mengatakan, jika di Kota Malang sendiri pemanfaatan dan pengelolaan sampah sangat penting dalam program kota berkelanjutan.
“Dengan luas wilayah Kota Malang yang hanya 114,26 M2 dengan jumlah penduduk sebanyak 850 ribu an, maka sudah semestinya ini menjadi perhatian kami. Utamanya adalah bagaimana sampah rumah tangga ini bisa dikelola dengan baik dan profesional,” seru Sutiaji.
Dia juga mengatakan, jika konsep Kota Berkelanjutan telah masuk dalam visi-misi Kota Malang Bermartabat. Dimana fokus pelaksanaannya, tentanf pengelolaan dan pemanfaatan sampah di Kota Malang.
“Dari segi penguatan, kami sudah menerbitkan Surat Edaran (SE) No 8 tahun 2021 tentang pengurangan sampah plastik. Kami juga punya banyak peluang dan sekaligus tantangan khususnya bagaimana dengan jumlah penduduk sebesar ini. Sampah yang dihasilkan bisa kami kelola dan justru memberikan benefit bagi masyarakat dan Kota Malang pada khususnya,” imbuhnya.
Sutiaji mengungkapkan, paradigma pengelolaan sampah dari hulu ke hilir harus tersistem secara terpadu. Sehingga dalam pengelolaannya tersebut hingga proses akhir, dapat memberikan nilai lebih terhadap sampah yang dikelola.
“Intinya jargon yang tepat adalah bagaimana sampah ini pada akhirnya menjadi berkah. Kami punya Bank Sampah Malang (BSM) yang sampai saat ini, alhamdulillah total nasabah sudah 30 ribu dengan 72 jenis sampah anorganik yang sudah terkelola,” tutur orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
Ditambahkan Sutiaji, inovasi di Kota Malang tidak berhenti di BSM saja, tetapi sudah mulai banyak inovasi dan kreativitas untuk menstimulus masyarakat agar lebih peduli dalam pengelolaan sampah ini.
“BSM sudah mendapat pengakuan masuk dalam top 25 inovasi pelayanan publik pada tahun 2015. Ada kreativitas melalui sampah ditukar Sembako yang digagas di Kelurahan Dinoyo serta Rumah Diapers yang dilakukan di Puskesmas Polowijen,” terang Sutiaji.
Wali Kota Malang tersebut juga mengaku, jika dalam misi menjadikan Kota Malang sebagai sustainable city, pihaknya turut berkolaborasi dengan para stakeholder. Disebutkan juga olehnya, partisipasi tersebut yaitu dalam rangka mensukseskan program dari Pemkot Malang tersebut.
“Kolaborasi yang kami kembangkan tidak lagi pentahelix tapi sudah menyentuh hexahelix, artinya peran serta pihak akan semakin banyak. Ada dari Perbankan, media, bahkan dari UMKM yang ada di Kota Malang,” tutupnya. (bim/mzm)
- Dr Sholikh Al Huda Minta Kejagung Tidak Kendor Usut Kasus Korupsi Pengadaan Chromebook
- Marsma Reza Sastranegara Ngopi Bareng Wartawan Sambil Bahas Sinergi Lanud Abd Saleh dan Media
- DPRD Jatim Dorong Kota Malang Jadi Pilot Project Pelayanan Publik Berbasis Digital
- Gunung Semeru Erupsi, BMKG Pantau Sebaran Abu Vulkanik ke Arah Barat
- Kisah Duka Dosen Asal Madura yang Gugur Menuju Tanah Suci