Universitas Brawijaya Kukuhkan Prof Agus Choiron dan Prof Yusuf Hendrawan

Pengukuhan Prof Agus Choiron dan Prof Yusuf Hendrawan. (ist) - Universitas Brawijaya Kukuhkan Prof Agus Choiron dan Prof Yusuf Hendrawan
Pengukuhan Prof Agus Choiron dan Prof Yusuf Hendrawan. (ist)

Model desain crash box ini, lanjut Prof Agus Choiron, merupakan pengembangan model hexagonal dengan panjang crash box 120 mm yang dikembangkan dengan simulasi komputer. Pengembangan desain dilakukan dengan mengadopsi Teknik ALD (Analysis Led Design) dan virtual desain yang telah dilakukan secara efektif pada rekayasa desain corrugated metal gasket.

“Keunggulan pengembangan model dengan simulasi komputer ini adalah mempercepat proses pengembangan produk dengan pengurangan trial and error. Kelemahan dari model desain ini adalah tantangan kompleksitas bentuk desain, sehingga diperlukan proses manufaktur yang presisi untuk memproduksi   prototypenya,” tandas Prof Agus Choiron

Bacaan Lainnya

Sementara itu, Prof Yusuf Hendrawan dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Sistem Kontrol Pertanian di Universitas Brawijaya. Dengan orasi ilmiah berjudul ‘Pemanfaatan Intelligent Bio-Instrumentation System dalam Pengembangan Pertanian Presisi di Era Revolusi Industri 4,0.’

Prof Yusuf Hendrawan merumuskan metode pengukuran objek hayati, khususnya objek pertanian yang dinamakan Intelligent Bio-Instrumentation System (IBIS). Kemudian memanfaatkan metode IBIS untuk membangun sistem komunikasi yang efektif dengan objek pertanian atau metode Speaking Plant Approaches (SPA).

Keunggulan dari IBIS, metode pengukuran tidak merusak objek pertanian yang diamati (non-invasive sensing), akurat, mudah digunakan. Dapat dimanfaatkan dalam sistem kontrol pertanian, supaya lebih efektif, alat pengukuran lebih murah, dan prosedur pengukuran lebih sederhana.

“Metode kombinasi antara kecerdasan buatan dan computer vision ini kemudian diuji coba untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan karakterisasi dan identifikasi tanaman yang dibudidayakan pada sistem tertutup (plant factory),” imbuh professor termuda di Indonesia dalam bidang Ilmu Keteknikan Pertanian dan di bidang Saintek di UB.

Prof Yusuf Hendrawan STP MAppLife Sc PhD. (ist)

Prof Yusuf Hendrawan mengembangkan kecerdasan buatan untuk memodelkan karakteristik objek pertanian. Hasilnya menunjukkan bahwa kecerdasan buatan dapat meningkatkan akurasi pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan computer vision.

“Ketika kita dapat berkomunikasi dengan tanaman, maka kita akan mengetahui kebutuhan hidup tanaman secara akurat. Dampaknya adalah tanaman dapat tumbuh secara lebih optimal dan dapat menghemat pemakaian energi, pupuk, dan bahan-bahan pertanian lainnya,” pungkasnya. (rhd)


Baca juga:

Pos terkait