“Hal itu (integritas pelatih) sudah diterapkan sepak bola eropa sejak lama. Sebab, dasar-dasar sepak bola harus dilakukan dan diterapkan secara benar dengan pelatih yang sudah terbukti secara akademik,” sambungnya.
Haris juga mengaku, dalam mencari bibit unggul bisa juga dilakukan dengan berkolaborasi dengan berbagai lembaga pendidikan. Dimulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi.
“Tujuannya adalah jika di tempat belajar mereka mendapatkan prasarana yang memadai, maka akan mudah untuk menemui pemain andal,” kata Haris.
- Calon Mahasiswa Asing Di UMM Tembus Lebih Dari 2000 Pendaftar
- Rendra Masdrajad Dukung Putusan MK, Pemerintah Wajib Gratiskan SD–SMP Swasta
- Dugaan Penahanan Ijazah karena Tunggakan, SMKN 2 Bagor Nganjuk Didesak Transparan
Disamping itu, Indonesia juga harus mampu membuat atmosfer kompetisi profesional yang baik. Pasalnya, akan berefek pada bagusnya fisik, mental, teknik dan psikis pemain muda. Lebih lanjut, PSSI seharusnya melahirkan kompetisi dari seluruh kategori usia muda.
“Tanpa adanya kompetisi bagus, tak akan ada pula pemain muda yang bagus. Salah satunya seperti yang akan kita lakukan nanti di tanggal 17-19 Juni. Akan ada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Forum Sekolah Sepak Bola Indonesia (FOSSBI) U-12 di stadion UMM,” tambahnya.