Batu, SERU.co.id – Pasar relokasi Batu tidak hanya membutuhkan solusi parkir yang terbaik, namun juga membutuhkan solusi rekayasa lalu lintas. Pedagang di kawasan zona utara stadion Brantas, mengeluh seringnya macet di depan lapaknya berjualan. Tak hanya itu, pedagang juga mengeluh seringnya terjadi kerusakan pada penutup depan lapak, akibat terserempet kendaraan angkut barang.
Salah seorang pedagang pasar relokasi Batu zona utara, Didik mengeluhkan lalu lintas di depan lapaknya selalu macet, terutama pagi hari. Penjual daging sapi itu mengatakan, los daging selalu terganggu macet kendaraan, khususnya truk boks milik distributor. Kendaraan yang memakan ruang jalan itu, sering kali membuat penutup lapaknya rusak.
“Jalan di depan saya ini, sepertinya jadi jalan utama kendaraan keluar masuk pasar. Jadi penutup kios sering rusak kena srempet mobil truk. Kebanyakan pengangkut barang sales-sales itu,” seru Didik, kepada SERU.co.id.
Didik mengaku, kejadian ini sudah berulang kali dilaporkan ke petugas unit pasar yang kebetulan lewat , tetapi tidak ada tanggapan. Potensi kemacetan, biasanya terjadi pada pukul 07.00. Padahal, di saat itulah, ranai-ramainya pembeli.
“Jam-jam tujuh pagi itu lah, jalan di depan jadi macet. Pembeli jadi tidak nyaman,” keluhnya lagi.
Menanggapi keluhan pedagang, Kepala Dinas (Kadis) Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Batu, Eko Suhartono mengakui, volume pada jam-jam tertentu memang luar biasa. Dengan melihat kondisi pasar seperti itu, dirinya memandang perlu ada rekayasa parkir. Namun, untuk memecahkan permasalahan tersebut, solusinya ada di Dinas Perhubungan (Dishub).
“Solusinya bisa dibicarakan bersama OPD yang punya kompeten tentang pengaturan Lalu lintas, yaitu di Dishub,” imbuhnya.
Mantan Kabag Humas Pemkot Batu itu juga berusaha mencarikan solusi permasalahan ini. Salah satu opsinya, adalah menjadwalkan waktu drop barang atau pengaturan waktu bongkar muat. Harapannya, pengaturan seperti itu bisa mengurangi volume kendaraan keluar masuk pasar di waktu-waktu rentan macet.
“Seyogyanya bisa diatur jadwalnya, mungkin pas jam-jam sepi,” pungkasnya. (dik/rhd)
Baca juga:
- Diskopindag Kota Malang Tepis Isu 57 Koperasi Merah Putih Disusupi Pengurus Titipan
- Mencuat Isu Monopoli, DPRD Kota Malang Dalami Mekanisme Penyelenggaraan Koperasi Merah Putih
- PMI Kota Malang dan Indonesia Sehat Jiwa Resmikan Poli Psikologi, Tekan Angka Bunuh Diri
- Wali Kota Batu Kunjungi Kediaman Korban Bullying di Hari Anti Bullying
- Fatayat NU Kota Batu Siap Dukung Visi Misi Kepala Daerah