Batu, SERU.co.id – Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Batu, berlangsung kembali sejak 21 Maret kemarin, pada tingkat SD/MI dan SMP/MTs. Sesuai surat edaran yang diterima lembaga pendidikan, PTM diberlakukan 50 persen untuk kelas 7-8, dan 100 persen untuk kelas 9. PTM juga harus diselenggarakan dengan penerapan protokol kesehatan.
Kepala SMP Negeri 1 Batu (Nesaba), Tatik Ismiati, SPd mengatakan, untuk pekan ini, siswa di sekolahnya yang masuk adalah bernomor absen 1-16, dan pekan depan giliran nomor 17-32. Berlakunya PTM kembali ini sangat disambut bahagia, karena mengurangi resiko ‘learning loss’.
“Learning loss itu tidak kenal guru, tidak akrab dengan teman dan kurang mengenal lingkungan sekolah,” seru Tatik Ismiati.
Menurut Tatik, learning loss bisa juga berarti tingkat pengetahuan dan pemahaman yang sangat rendah. Sehingga hal ini dikhawatirkan mempengaruhi mutu dan kualitas lulusan, bila dibandingkan dengan angkatan-angkatan sebelumnya. Sebab itu, PTM adalah kesempatan baik bagi guru untuk memberikan ilmu.
“Kita tidak tahu bagaimana perkembangan atau kelakuan anak kalau di luar sekolah. Kalau di sekolah sini, guru pasti mengawal. Makanya dimanfaatkan betul PTM ini sebaik-baiknya,” cetusnya.
Untuk mengejar ketertinggalan akibat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), khusus siswa kelas 9 yang akan menyongsong ujian akhir, akan diberikan pemantapan materi. Mengingat ujian akhir dijadwalkan 11 April 2022 mendatang. Guru akan menilai, apa saja yang perlu dikuatkan pada siswa untuk menghadapi ujian.
“Itulah alasan kenapa khusus kelas 9 boleh PTM 100 persen,” ungkap guru matematika ini.
Lebih lanjut ia menjelaskan, SMP Nesaba memiliki Learning Management System (LMS) yang menjadi solusi belajar jarak jauh. Bagi siswa yang sedang tidak menjalankan PTM, ini adalah cara untuk memberikan pembelajaran secara virtual, maupun pemberian tugas dengan berbagai pilihan. Sayangnya, tidak semua sekolah memiliki LMS.
“Tidak semua sekolah punya LMS, dan tidak semua anak punya HP android sendiri,” imbuhnya.
Bahkan pernah suatu ketika, pihak sekolah terpaksa meminta bantuan alumni untuk turut membantu siswa kurang mampu, agar mendapatkan smartphone. Berikut paket datanya, agar bisa tetap belajar secara daring dari rumah. Dirinya berharap, PTM bisa terus berlangsung.
“Paling tidak masih bisa ketemu anak-anak. Kalau tidak, saya akan lebih prihatin lagi,” pungkasnya. (ws3/rhd)
Baca juga:
- Pengamat Sebut Jokowi Masuk Bursa Ketum PPP sebagai Wujud Partai Kehilangan Arah
- Timwas DPR Optimistis Haji 2025 Lebih Baik, Saudi dan Indonesia Sama-Sama Berbenah
- 11 Korban Masih Hilang di Longsor Tambang Gunung Kuda Cirebon, Polisi Periksa Enam Saksi
- Terapkan Skema Murur, Jemaah Tidak Turun dari Bus Saat di Muzdalifah
- Kodim 0833 Gelar Karate Championship Piala Dandim 0833