Mahasiswi ITN Kembangkan Aplikasi Bahasa Isyarat pada SDLB Purworejo III Pasuruan

Pencipta Aplikasi Bahasa Isyarat, Mutiara Sholawati, lulusan terbaik ITN 2022. (ist) - Mahasiswi ITN Kembangkan Aplikasi Bahasa Isyarat pada SDLB Purworejo III Pasuruan - Mudahkan pembelajaran penyandang disabilitas
Pencipta Aplikasi Bahasa Isyarat, Mutiara Sholawati, lulusan terbaik ITN 2022. (ist)
Mudahkan pembelajaran penyandang disabilitas

Malang, SERU.co.id – Pemahaman mengenai bahasa isyarat perlu ditanamkan sejak dini. Di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Purworejo III Kota Pasuruan, pembelajarannya masih menggunakan buku panduan, video pembelajaran, bahkan peragaan secara langsung oleh guru.

Menyadari kebutuhan tersebut, mahasiswi  Institut Negeri Malang (ITN), Mutiara Sholawati, membuat aplikasi berbasis web. Dengan menghasilkan citra digital hasil konversi video peragaan bahasa isyarat, untuk memudahkan penyandang tuna rungu.

Bacaan Lainnya

“Sebelumnya saya juga belajar menguasai bahasa isyarat selama satu minggu. Proses aplikasi ini butuh pengerjaan empat bulan,” seru Mutiara Sholawati, mahasiswi lulusan terbaik 2022 ITN Malang ini. asal Pasuruan.

Menurut dara 22 tahun asal Pasuruan ini, Bahasa Isyarat SIBI (Sistem isyarat Bahasa Indonesia) sering digunakan dalam kondisi formal oleh penyandang tuna rungu. Dilakukan proses klasifikasi peragaan bahasa isyarat abjad SIBI berdasarkan peragaan secara langsung oleh guru maupun murid di depan kamera secara realtime.

Dataset berupa citra digital peragaan abjad SIBI diperoleh dari satu orang guru dan tiga orang murid penyandang tunarungu. Hingga diperoleh total dataset 416 Citra, terdiri dari 384 citra hasil pengambilan gambar, 32 citra digital hasil konversi video peragaan bahasa isyarat abjad J dan Z karena peragaan berupa gerakan aktif.

“Peragaan secara realtime menerapkan teknologi Deep Learning (metode CNN) berbasis website,” tambah Mutiara, sapaan peraih gelar Cumlaude dengan Indeks Prestasi Minimum (IPK) 3,87.

Keluaran dari sistem Ini berupa label kelas abjad dan nilai probalitas hasil klasifikasi yang ditampilkan pada webcam dalam website.  Pengujian melibatkan 2 orang relawan dengan melakukan uji coba sebanyak 52 kali menggunakan model klasifikasi hasil training.

“Percepatan memahami aplikasi ini tergantung masing-masing siswa. Rencananya aplikasi di-online-kan, namun masih mencari device dan server sesuai,” imbuh mahasiswi jurusan Teknik Informatika S-1.

Salah satu lulusan terbaik 2022 ini berharap, ada adik kelas yang akan meneruskan penelitiannya, sehingga berguna bagi penyandang disabilitas khususnya tuna rungu. Pasalnya, akan memudahkan pengenalan bahasa isyarat abjad SIBI, khususnya di SDLB Purworejo III Pasuruan, tempatnya meneliti tersebut. (ws4/rhd)


Baca juga:

Pos terkait