Tiap Bulan UB Kukuhkan Profesor Baru

• Giliran Dekan FTP dan FMIPA sandang gelar profesor

Kota Malang, SERU

Baca Lainnya

Keseriusan Universitas Brawijaya (UB) dalam mencetak Guru Besar bergelar Profesor tak main-main. Bahkan setiap bulan, minimal dua profesor dikukuhkan. Mengawali bulan Oktober 2019, UB mengukuhkan dua profesor, di Gedung Widyaloka UB, Rabu (2/10/2019).

Pertama, Prof Dr Ir Imam Santoso, MP, sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Sistem dan Manajemen Agroindustri pada Fakultas Teknologi Pertanian (FTP). Ia merupakan Profesor ke-12 di FTP, dan ke-247 di UB. Kedua, Prof Drs Adi Susilo, MSi, PhD sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Geofisika Kebencanaan dan Eksplorasi Sumber Daya Alam Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Ia merupakan Profesor ke-18 di FMIPA, dan ke-248 di UB.

Prof Dr Ir Imam Santoso, MP, membacakan pidato pengukuhan. (ist)

Prof Dr Ir Imam Santoso, MP, mengusung “Perspektif Kesisteman dan Manajemen Risiko Strategi Pengembangan Agroindustri  4.0”. Dalam pidato pengukuhannya, Imam menjabarkan, Agroindustri merupakan bagian penting dari pembangunan nasional. Perannya sangat strategis dalam meningkatkan nilai tambah produk primer hasil pertanian dan bahkan menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi di hulu (on farm). “Kontribusi ini makin signifikan dilihat dari serapan jumlah tenaga kerja, berkembangnya jumlah dan jenis produk yang dihasilkan, peningkatan segmen pasar yang makin luas, tumbuhnya industri terkait, dan sebagainya,” seru Dekan FTP UB ini.

Sayangnya, agroindustri menghadapi sejumlah persoalan dan risiko dalam setiap mata rantai nilai pengelolaannya mulai dari hulu ke hilir. Beragam penyebab berhasil didata, diantaranya, menurunnya jumlah lahan pertanian produktif; sistem produksi pertanian tradisional dengan sejumlah persoalan sosiokultural; sistem penanganan panen dan pascapanen belum terjadwal; sistem distribusi dan rantai pasok hasil pertanian dan produk agroindustri; sistem produksi agroindustri skala UMKM dengan  segala keterbatasan.

Pengembangan agroindustri 4,0 dengan berbagai tantangan dan peluangnya memiliki potensi untuk dapat membantu memberikan solusi atas sejumlah permasalahan tersebut, dari perspektif kesisteman dan manajemen risiko. Strategi tersebut diharapkan secara integratif mampu menghasilkan kondisi agroindustri yang sangat akurat atau presisi dari sisi proses produksi; minimasi pemborosan penggunaan bahan baku, bahan pembantu dan bahan penunjang lainnya hingga level paling optimal.

Selanjutnya, efisiensi dan optimalisasi pemanfaatan penggunaan sumberdaya manusia, mesin dan peralatan produksi, energi, dan air; peningkatan keseragaman produk yang dihasilkan kualitasnya dan terhindar dari kondisi produk yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan; serta minimasi dampak negatif yang ditimbulkan terhadap kondisi lingkungan. “Dengan konsep sistem dan manajemen Agroindustri ini, mampu menjadi penyangga ekonomi yang sangat luar biasa, sekaligus solusi menyempitnya lahan pertanian,” tandasnya.

Sementara itu, Prof Drs Adi Susilo, MSi, PhD, mengusung Pemodelan Konduit Lumpur Sidoarjo, Kebencanaan dan Eksplorasi Sumber Daya Alam. Dalam pidato pengukuhannya, Adi Susilo menyoroti kemunculan Lumpur Sidoarjo yang sudah berlangsung mulai Mei 2006 hingga saat ini. Berbagai permasalahan sosial dan scientifik. Adi lebih menyoroti permasalahan scientific, dengan fokus membahas model conduit (saluran) yang digunakan keluarnya lumpur dari bawah permukaan di area semburan.

Prof Drs Adi Susilo, MSi, PhD, membacakan pidato pengukuhan. (ist)

Diantaranya, conduit (saluran) keluarnya lumpur panas ternyata tidaklah lurus. Ada pembelokan pada kedalaman di bawah 1000 meter sampai 2500 meter. Terdapat pembelokan kearah timur dari yang nampak di permukaan. Sedangkan dari permukaan sampai 1000 meter, saluran masih lurus. “Selain itu, ada keterkaitan gempa bumi, dari hasil analisis menggunakan Analisis Probabilistik Seismik Hazard. Ada tiga kota di Jawa Timur yang rentan terhadap gempa bumi, yaitu Malang, Tulungagung dan Pacitan, dengan periodisasi gempa diperkirakan 20-30 tahun,” seru Dekan FMIPA ini.

Salah satu keuntungan daerah karst atau kapur, lanjut Adi Susilo, yaitu adanya sungai. Sehingga sumur ini tidak pernah kering. “Metode geofisika self potensial dan resistivitas, digunakan untuk melacak sungai bawah permukaan ini, sehingga jika penduduk menggali sumur sesuai dengan alur sungai ini, maka sumur tidak akan pernah kering walaupun musim kemarau,” tambahnya.

Selain itu, metode geofisika resistivitas dan data bor digunakan untuk memetakan kemungkinan arah dan volume longsor. Diharapkan, pemerintah dan masyarakat bisa mengantisipasi bencana longsor ini. “Pada sisi lain, metode geofisika ini juga digunakan untuk eksplorasi sumber daya alam, mulai dari mencari air tanah dan mencari sulfide logam. Eksplorasi ini, disamping untuk mitigasi bencana kekeringan, bisa juga untuk mencari mineral-mineral logam yang prospek secara ekonomi,” tandas Adi.(rhd)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Ping-balik: Konsep Tangguh Ekonomi ala VBT Jadi Referensi Baru Kampung Tangguh | Inspirasi Nusantar