Polinema Kukuhkan Prof Bambang Irawan Sebagai Guru Besar Pertama

Kota Malang, SERU

Ibarat pecah telur, Politeknik Negeri Malang (Polinema) akhirnya memiliki satu Guru Besar, sekaligus yang pertama di Polinema. Adalah Prof Dr Ir Bambang Irawan, MT, dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Teknik Mesin pada Jurusan Teknik Mesin Polinema, di Aula Pertamina, Polinema, Rabu (18/9/2019). Usai mendapatkan SK Menristekdikti pada 22 Mei lalu.

Bacaan Lainnya

Dosen jurusan Teknik Mesin yang mengabdikan dirinya di Polinema sejak tahun 1982 ini, pada orasi ilmiahnya mengangkat judul penelitian bertajuk “Peranan Energi Surya dalam Kontribusi Pasokan Energi Listrik yang Ramah Lingkungan.” Dalam kajian ilmiahnya, Prof. Bambang menyoroti besarnya potensi penggunaan panel surya sebagai pengganti sumber listrik yang selama ini digunakan melalui PLN, batu bara, bahan bakar minyak diesel atau bensin, dan lainnya.

Pengalungan Gordon oleh Direktur Polinema, Drs Awan Setiawan, MMT, MM. (rhd)

Disebutkan Bambang, panel surya bisa membantu kebutuhan energi listrik secara individu maupun massal. Panel surya pembangkit listrik tidak membahayakan lingkungan, karena tidak menghasilkan emisi gas C02 maupun gas lainnya. “Sebenarnya, pembangkit listrik panel surya mudah dirakit dan dirawat. Panel surya yang dipasang di luar jangkauan jaringan PLN masih sangat menguntungkan. Pun, panel surya yang dipasang diatap gedung atau rumah bisa memasok listrik sekitar 10 persen lebih dari kebutuhan listrik,” seru bapak 3 anak ini.

Prof Dr Ir Bambang Irawan, MT, saat menyampaikan pidato pengukuhan. (rhd)

Keuntungan lainnya, lanjut pria kelahiran Medan, 3 Juni 1955 ini, sumber energi sinar surya gratis tidak bayar. Sementara energi listrik dari panel surya bisa digabung dengan pembangkit listrik lainnya tanpa adanya gangguan. Dibanding dengan listrik dari PLN, estimasi biaya penggunaan panel surya memang masih lebih tinggi. Namun potensinya di masa depan cukup menjanjikan.

Prof Dr Ir Bambang Irawan, MT, bersama Ketua Senat, Direktur Polinema dan Jajaran Senat, usai dikukuhkan. (rhd)

Atas temuan penelitiannya ini, Bambang menyarankan untuk penelitian selanjutnya, jika ada sivitas akademik yang berminat mendalami panel surya. Disarankan, saat memasang panel surya diarahkan tegak lurus pada saat surya menghasilkan energi yang maksimal. “Energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya setiap hari selalu berubah, supaya pasokan energi tidak terganggu ambil energi yang dihasilkan yang terendah. Gunakan energi listrik semaksimal mungkin di siang hari,” saran Bambang.

Prof Dr Ir Bambang Irawan, MT, saat menyampaikan pidato pengukuhan. (rhd)

Penelitian tentang panel surya, lanjut Bambang, bisa dllanjutkan dengan digabung pasokan energi yang lainnya. “Buat penelitian lanjutan panel surya dengan memasang traker pada panel surya, supaya selalu mengarah pada sinar surya, sehingga energi yang ditangkap bisa maksimal. dilanjutkan penelitian panel surya yang dipasang kendaraan bermotor,” tandas Bambang.

Sementara itu, Direktur Polinema, Drs Awan Setiawan, MMT, MM, mengatakan, jika Bambang Irawan merupakan profesor atau guru besar pertama bidang Ilmu Teknik Mesin di Polinema, dan guru besara ke empat dari seluruh Politeknik di Indonesia. “Keberadaan Prof. Bambang di Polinema memberikan kontribusi sangat besar. Gelar Guru Besar tersebut menjadi kebanggaan bagi Polinema, sekaligus promosi bahwa Polinema memiliki guru besar yang patut diperhitungkan,” ungkap Awan, dalam sambutannya.

Hadirin yang hadir menyaksikan pengukuhan guru besar. (rhd)

Hingga saat ini, lanjut Awan, sebanyak 73 dosen Polinema sudah bergelar doktor dan 58 dosen sedang menempuh studi jenjang S3 (Doktoral). Pada 2020 mendatang, target Polinema akan memiliki 87 dosen bergelar doktoral. Hal tersebut menjadi tahap awal untuk meningkatkan jumlah guru besar di Polinema. “Ini masih tahap awal bagi kami, masih ada beberapa tahapan. Apalagi saat ini, Polinema sudah memiliki guru besar. Harapannya dapat memberi motivasi kepada dosen lain di Polinema,” tandas Awan, didampingi Ketua Senat Polinema Dr. Ir. Tundung Subali Patma, MT. (rhd)

Pos terkait