Berbekal Data Tim, Klaim Kemenangan

HARMONIS : Berbekal penghitungan data yang dihimpun tim pemenangan, Gus Ipul mengklaim mengungguli lawannya pada Pilkada Pasuruan 2020. Calon Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf (kedua kanan) didampingi istri Fatma Saifullah Yusuf (ketiga kiri). (ist) - Berbekal Data Tim, Klaim Kemenangan
HARMONIS : Berbekal penghitungan data yang dihimpun tim pemenangan, Gus Ipul mengklaim mengungguli lawannya pada Pilkada Pasuruan 2020. Calon Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf (kedua kanan) didampingi istri Fatma Saifullah Yusuf (ketiga kiri). (ist)
Kisah Kemenangan Saifullah Yusuf di Pilkada Pasuruan 2020

Pasuruan, SERU.co.id – Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pasuruan nomor urut 1 Saifullah Yusuf-Adi Wibowo mengklaim mengungguli lawannya, pasangan Raharto Teno Prasetyo-M Hasjim Asjari pada Pilkada Pasuruan.

Saifullah Yusuf yang terkenal dengan panggilan Gus Ipul mengatakan unggul dengan persentase 68,07 persen dari lawannya yang meraih 31,93 persen. Angka ini kata dia berdasarkan real count dengan 100 persen suara masuk dari data yang dihimpun tim pemenangan.

Bacaan Lainnya

Hitungan dilakukan tim internal pasangan Gus Ipul-Mas Adi pada Pilkada Pasuruan.

“Data itu real. Itu data dari masing-masing TPS yang kami input dan menunjukkan perolehan suara yang sangat signifikan,” terang Gus Ipul melalui keterangan tertulis, Rabu (9/12).

Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur itu berharap kemenangan ini menjadi momentum perubahan sekaligus perbaikan untuk Kota Pasuruan.

“Sementara yang belum baik akan kami lakukan perubahan. Bagi saya, mandat yang diberikan kepada saya dan Mas Adi sudah sangat jelas. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus segera dicarikan solusi agar terselesaikan,” ucap dia lagi.

Gus Ipul juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh warga Kota Pasuruan yang telah berpartisipasi dalam Pilkada Serentak 2020. Ia mengaku terharu.

“Saya juga terima kasih kepada pimpinan partai pengusung dan pendukung. Terima kasih relawan, simpatisan yang sudah bekerja dengan baik. Saya jujur sangat terharu, ” papar dia.

Baginya, tim relawan telah bekerja secara maksimal menyampaikan visi misi Gus Ipul-Mas Adi tentang konsep Pasuruan Kota Madinah (Maju ekonominya, indah kotanya, dan harmoni warganya).

Namun begitu ia mengingatkan agar simpatisan dan relawan tak berlebihan dalam menyikapi hasil Pilkada. Jangan konvoi, apalagi membuat acara yang menimbulkan kerumunan.

“Saya minta semua tim, relawan dan simpatisan segera kembali ke tempat masing-masing, mensyukuri hasil Pilkada di tengah pandemi ini. Mensyukuri kemenangan ini dengan hal yang positif atau dengan sesuatu yang memiliki manfaat lebih besar,” kata dia.

Pilkada Kota Pasuruan 9 Desember diikuti dua pasangan calon yakni pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Adi Wibowo dan pasangan Raharto Teno Prasetyo-M Hasjim Asjari.

Gus Ipul-Mas Adi diusung koalisi partai PKB, Golkar, PKS, PAN, PPP dan didukung Partai Gelora. Sementara Raharto Teno-Hasjim Asjari diusung koalisi partai PDI Perjuangan, Hanura, NasDem dan Partai Gerindra.

Terbilang turun kasta ketika Gus Ipul, yang pernah menjadi wakil gubernur, kini maju sebagai calon wali kota. Namun, Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam menduga ada iktikad Gus Ipul membangun dinasti di Pasuruan.

“Memang tidak bisa ditampik dan harus diakui, potret pilkada di kabupaten/kota, relasi keluarga, dinasti, terlihat dominan,” kata Surokim.

Surokim bicara demikian bukan tanpa alasan. Adik Gus Ipul, yakni Irsyad Yusuf kini menjabat sebagai Bupati Pasuruan. Bahkan sejak 2013 lalu hingga saat ini.

Melihat hal itu, Surokim menilai bahwa majunya Gus Ipul di Kota Pasuruan, kental dengan unsur pragmatisme politik. Faktor itu pula yang menjadi latar belakang kenapa Pasuruan yang dipilih menjadi labuhan karir politik Gus Ipul selanjutnya. “Baik modal sosial, ekonomi, dan simbolik yang dimiliki oleh kandidat-kandidat sehingga kemudian politik kekerabatan tidak bisa kita hindari dalam konteks pragmatisme kita,” katanya.

Namun, Surokim tak mau berspekulasi terlalu jauh. Ia mengatakan ada faktor lain yang menyebabkan Gus Ipul mau melaju di Pilkada Kota Pasuruan, yakni menuruti kemauan para kiai. “Gus Ipul menunjukkan tawadu’nya kepada perintah kiai,” ucapnya.

Turun kelas, bukan berarti langkah Gus Ipul akan makin ringan. Surokim menilai pilkada kali ini justru jadi beban tersendiri bagi salah satu Ketua PBNU tersebut.

“Justru akan jadi beban Gus Ipul. Ibaratnya majunya Gus Ipul di Kota Pasuruan ini bajunya kekecilan, tapi kecil ini wajib untuk sukses. Tidak ada kata tidak untuk berhasil,” ucapnya. (red)

Pos terkait