Ratusan Warga Karangdoro Jadi Korban Dugaan Penipuan Oknum PNM Mekaar

Ratusan Warga Karangdoro Jadi Korban Dugaan Penipuan Oknum PNM Mekaar
Ratusan Warga Karangdoro Jadi Korban Dugaan Penipuan Oknum PNM Mekaar

Banyuwangi, SERU.co.id – Merasa dirugikan KTP dibuat jaminan pinjaman  dana ratusan jutaan rupiah oleh oknum PNM Syariah Mekaar tanpa persetujuan pemiliknya. Ratusan  warga Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari akan Laporkan oknum pegawai Permodalan Nasional Mandiri (PNM) Syariah Mekaar, Cabang Genteng Kulon ke Polresta Banyuwangi.

Terjadinya dugaan penipuan dan pemalsuan tersebut terjadi pada bulan November 2019. Saat itu, korban yang rata-rata warga kurang mampu  diiming-imingi oleh oknum pegawai PNM Syariah Mekaar akan dikasih uang cuma-cuma sebesar  Rp 100 ribu dari seorang TKI asal Desa Karangdoro yang  sukses di negara Korea.

Bacaan Lainnya

Dengan syarat untuk menerima bantuan tersebut warga diharuskan menyerahkan KTP dan KK.

“Kejadian itu terjadi pada bulan November  2019, kami warga Dusun Karangdoro, menerima kabar khususnya warga dari golongan menengah kebawah akan mendapat  santunan senilai Rp 100 Ribu, dari TKI yang sukses di Korea, dengan syarat jika ingin mendapatkan santunan terlebih dahulu  diwajibkan menyerahkan Foto Copy KTP dan KK,” kata ST, perwakilan  warga Dusun Karangdoro kepada SERU.co.id, Sabtu (29/11/2020) siang.

“Pada saat itu juga sebanyak  60 warga langsung menyerahkan persyaratan ke panitia, agar mudah didata. Saat itu yang jadi panitianya adalah Mujiani, warga Dusun Blokagung. Jika mengacu data kridit macet dari PNM Mekaar ada 200 orang lebih, jika dikalikan Rp 2 juta, sudah berapa ratus juta yang diambil oleh oknum PNM Mekaar yang memakai nama kami,” terangnya.

Baca Juga : Ratusan Warga Karangdoro Desak PNM Syariah Mekaar Bersihkan Namanya di BI Checking

Kantor PNM Syariah Mekaar, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng.

Alih-alih dapat santunan sambung Sutini, dirinya justru memiliki tanggungan senilai Rp 1,8 juta rupiah kepada PNM Syariah Mekaar.  Terkuaknya permasalahan ini ketika dirinya mengajukan pinjaman Kridit Usaha Rakyat (KUR) di bank Mandiri langsung ditolak karena namanya masuk dalam data BI Cheking.

“Pada saat di survei oleh petugas bank mandiri, saya langsung di ACC. Tapi saat petugas bank mandiri mengecek di BI cheking nama saya tercatat sebagai penunggak kridit macet. Gara-gara nama saya tercatat di BI cheking pihak bank mandiri langsung membatalkan permohonan saya. Padahal saya tidak pernah pinjam ke bank atau koperasi,” kata  ST dengan nada jengkel.

Dari kejadian tersebut, lanjut ST dirinya baru teringat jika dirinya bersama dengan ratusan warga pernah menyerahkan foto copy KTP dan KK kepada  Mujiani. Hal serupa dialami oleh ratusan warga Dusun Blokagung mengalami nasib yang sama, namanya terdaftar di data nasabah kridit macet PNM Mekaar.

“Tidak hanya Bu ST yang jadi korban. Tapi ratusan warga yang dulu menyerahkan foto copy KTP dan KK namanya tercatat sebagai kridit macet di PNM Mekaar. Maka dari itu saya bersama warga  butuh pertolongan  lembaga bantuan hukum (LBH) agar menangani kasus ini, dan menghukum orang yang tidak bertanggung jawab itu,” timpal salah satu korban sembari menyerahkan data kridit macet dari PNM Mekaar.

Menurut salah satu korban, untuk proses pengajuan pinjaman ke bank maupun ke koperasi pihak pemohon diharuskan tanda tangan dan diketahui oleh suami.

“Kok aneh, seharusnya waktu pencairan saya kan harus tandatatangan, dan suaminya juga ikut tanda tangan sebagai penjamin. Untuk kasus ini tidak ada tanda tangan sama sekali, tahu-tahu nama saya masuk dalam daftar penunggak hutang, jan aneh tenan,” ungkapnya.

Sayangnya, saat wartawan media ini meminta konfirmasi di ketua PNM Mekaar Genteng Kulon, Diana yang bersangkutan tidak ada ditempat, hanya ditemui staffnya saja. Menurutnya, jika ingin menemui Diana sekitar pukul 17.00 sore. Tapi saat dikonfirmasi jam 17.00 sore Diana juga tidak ada dikantornya.

“Biasanya jam 05.00 sore Bu Diana sudah datang tapi saat ini belum ada mas. Soalnya sedang menangani pencairan di Desa Tamansari Kecamatan Tegalsari,” dalih salah satu karyawan PNM Mekaar. (ant)

Pos terkait