Ladub Unggul 50,62 Persen, Petahana Bisa Dikalahkan?

Relawan Gerbang Madani usai menyampaikan paparan survei elektabilitas - Ladub Unggul 50,62 Persen, Petahana Bisa Dikalahkan?
Relawan Gerbang Madani usai menyampaikan paparan survei elektabilitas. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Meski diatas kertas Petahana didukung 10 partai, namun secara survei kualitatif bisa saja dikalahkan. Semua bisa saja terjadi sebelum pencoblosan 9 Desember 2020.

Paslon nomor 2, Lathifah Shohib – Didik Budi Mulyono (Ladub) mengklaim masyarakat Kabupaten Malang yang tersebar di 33 kecamatan, sekitar 50,62 persen diyakini memilih Ladub. Sementara 11,93 persen sudah punya pilihan lain. Sisanya, belum memilih atau swing voters sekitar 37,62 persen.

Bacaan Lainnya

“Hasil tersebut melalui survei door to door yang dilakukan secara acak dan merata di 33 kecamatan. Survei awal di bulan Oktober ini sampelnya 96.600 KK. November belum final, peluangnya terbuka lebar hingga pencoblosan. Bukan hal yang mustahil mengalahkan Petahana,” ungkap Zikri Pramudia Alfarizi, Divisi Teknis Relawan Gerbang Madani, saat preskon, Senin (9/11/2020).

Disebutkan Zikri, banyak alasan pilihan masyarakat dominan memilih paslon nomor 2. Di antaranya, Lathifah merupakan cucu pendiri NU dan kerabat Gus Dur, atribut kampanye paling banyak, dan kampanye pemimpin baru sebagai harapan baru. Sebaliknya, minimnya dukungan paslon nomor 1 dan nomor 3, hanya 11,93 persen.

“Minimnya dukungan kepada Petahana atau lainnya, paslon Ladub memiliki peluang lebih terbuka untuk menang dalam Pilkada Kabupaten Malang. Dengan kata lain, Petahana sangat terbuka untuk dikalahkan,” tandas Zikri.

Dari hasil survei Gerbang Madani, Paslon no 1 (SanDi) rendah lantaran Sanusi secara definitif kepemimpinan selama 1 tahun belum memperlihatkan kinerjanya. Potret ini menggambarkan, ada banyak hal yang belum tuntas, seperti pendidikan, infrastruktur dan lainnya. Dari aspirasi masyarakat, mereka butuh penyegaran pemimpin.

Muhammad Anas Muttaqin menyampaikan paparannya. (rhd)

“Kami memiliki keyakinan besar, trend masyarakat akan kebutuhan pemimpin baru sangat besar. Secara statistik dan perhitungan rasional menyatakan itu. Elektabilitas petahana dibawah 50 persen. Ini warning bagi Petahana,” tutur Muhammad Anas Muttaqin, Media Center Ladub.

Selain itu, terobosan ziarah wali limo yang menyasar ibu-ibu pengajian, malah menimbulkan kecemburuan sosial bagi yang tidak diajak. Selain memungkinkan menjadi cluster baru penyebaran Covid-19, terobosan ini dinilai jadi bumerang. Pasalnya, kepemimpinan Sanusi dinilai tak maksimal dalam menangani Covid-19.

Disinggung jumlah survei belum memilih atau swing voters sekitar 37,62 persen. Menurut Anas, swing voters merupakan dampak karena pandemi. Selain minim literasi, kemungkinan mereka akan memilih di detik-detik terakhir.

“Artinya kecenderungan mereka memilih, adalah selain Petahana,” tandas Anas. (rhd)

Pos terkait