Sidoarjo, SERU.co.id – Perhatian Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono dan M Taufiqulbar (BHS – Taufiq) terhadap pengembangan pasar tradisional cukup serius. Tidak hanya pasar tradisional setingkat kecamatan yang diperhatikan Paslon nomor urut 1 yang diusung 5 partai ini, akan tetapi pasar setingkat Rukun Warga (RW) juga tak luput dari perhatian BHS-Taufiq.
Salah satunya adalah Pasar Perum Pejaya Anugrah, Desa Kramatjegu, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Paslon baik ini berharap bisa membenahi dan menambah fasilitas umum yang ada di Pasar RW agar lebih berkembang. Alasannya, Pasar RW bisa menjadi penguat (penopang) pasar tradisional tingkat kecamatan.
“Sejak pandemi, keberadaan Pasar RW dan Pasar Desa sangat dibutuhkan warga. Untuk belanja kebutuhan sehari-hari, warga tinggal belanja ke pasar RW yang ada di dekat rumahnya. Pasar RW ini bisa mengurangi kepadatan di pasar Kecamatan. Warga bisa pergi ke pasar kecamatan saat memenuhi kebutuhan yang lebih besar saja,” ujar Cabup BHS saat mengunjungi Pasar Pejaya, di Perum Pejaya Anugrah Desa Kramatjegu, Kecamatan Taman, Sidoarjo, Kamis (05/11/2020).
Mantan anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI periode 2014 – 2019 ini menilai Pasar RW sangat bermanfaat bagi perekonomian warga sekitar. Hal ini lantaran warga mampu menghemat ongkos transportasi karena lokasi Pasar RW dekat perumahan warga. Bahkan, Pasar RW menjadi salah satu solusi mengatasi kondisi overload di pasar tingkat kabupaten dan kecamatan. “Pedagang tersebar ke Pasar RW agar tidak terkonsentrasi di pasar kecamatan maupun kabupaten saja. Ini diharapkan bisa memicu pemerataan perekonomian kerakyatan di setiap desa,” imbuhnya.
Bagi Alumnus Teknik Perkapalan ITS Surabaya ini berharap agar setiap Pasar RW bisa berkembang, maka harus dilengkapi sejumlah fasilitas umum pendukung yang memadai. Hal ini sekaligus agar pedagang dan pembeli merasa nyaman dan betah saat berbelanja di Pasar RW. Misalnya, soal fasilitas WC dan kamar mandi umum, Pasar RW juga harus dilengkapi fasilitas klinik pengobatan meski kecil.
“Kami optimis secara bertahap, Pasar RW bisa dilengkapi kios ATM dan stan pelayanan bank. Kami akan mendorong perbankan mendirikan kios ATM di Pasar RW,” tegasnya.
Ketika berdialog dengan pedagang dan pengunjung Pasar Pejaya, BHS mengetahui fasilitas toilet dan kamar mandinya cukup memprihatinkan. Selain WC buntu dan juga ada sumur yang bisa membahakan pengunjung dari kalangan anak-anak. Bahkan kerusakan bangunan itu hingga kini belum bisa diperbaiki.
“Kerusakan fasilitas itu akan kami perbaiki. Sumurnya juga harus ditutup. Nanti akan dilengkapi dengan pompa air. Begitu juga soal kondisi bangunan di stan-stan pedagang yang atapnya mulai banyak berlubang. Bahkan saat hujan, stan pedagang sering terdampak bocoran air hujan. Masalah-masalah ini akan saya perhatikan dan bakal kami selesaikan,” jelasnya.
Sementara salah seorang Pengelola Pasar Pejaya, Martinus Candra berharap ada bantuan dari Pemkab Sidoarjo untuk memperbaiki fasilitas pasar yang kondisinya rusak itu. Diantaranya toilet yang kini sudah rusak. “Baru Pak BHS yang perhatian dan mau melihat pasar perumahan kami ini. Meski Pasar Pejaya ini sudah beroperasi sejak sekitar 15 tahun lalu. Pasar ini dikelola RW dengan total ada sekitar 80 pedagang yang berjualan. Pasar ini beroperasi mulai sekitar pukul 05.00 WIB dan tutup pukul 11.00 WIB,” tandasnya. (wan/ono)