Dalami Bidang Logistik dan Rantai Pasok, Hantarkan Prof Ilyas Masudin Jadi Guru Besar UMM

Prof Ilyas Masudin. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Konsep rantai pasok logistik, memang unik, namun penting. Pasalnya, dengan pelacakan alur distribusi dari hulu ke hilir, akan diketahui bagaimana barang tersebut berasal hingga sampai ke penerima. Jika dikaitkan kehalalan, akan diketahui mulai proses bahan baku hingga barang jadi siap konsumsi.

Pun keterkaitan dengan distribusi bantuan kemanusiaan, akan diketahui jumlah besaran bantuan hingga tersampaikan kepada pihak yang berhak menerima bantuan. Apakah tepat sasaran, atau terjadi pengurangan jumlah barang yang dilakukan oleh pengutil bantuan, khususnya saat pandemi Covid-19 ini.

Menyadari hal ini, Prof Ilyas Masudin, ST, MLogSCM, PhD, IPM, ASEAN Eng. menciptakan konsep Manajemen Logistik Kemanusiaan dan Logistik Halal dengan mengadopsi konsep Traceability Technology. Berkat kepakarannya, Prof Ilyas dikukuhkan sebagai guru besar baru Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bidang Logistik dan Rantai Pasok, Sabtu (19/9/2020).

“Trend teknologi pada keterlacakan semakin berkembang untuk dijadikan solusi atas permasalahan yang terjadi di sekitar kita. Penyusutan jumlah atau berat barang, kehalalan produk makanan, dan lainnya. Dan itu seringkali terjadi pada barang bantuan kemanusiaan. Seperti saat pandemi atau bencana alam,” ungkap Ilyas.

Dalam orasi ilmiah berjudul Traceability Technology Adoption on Humanitarian and Halal Logistic: Conceptual Framework Perspective, Prof Ilyas mengungkapkan alasan memilih bidang tersebut, lantaran dapat diterapkan pada semua bidang dalam merekam database visibilitas dan transparansi, sebagai konsep manajemen logistik.

“Visibilitas dan transparansi ini sebagai solusi pelacakan barang atau produk pada proses regulasi/distribusi yang sering hilang. Dengan konsep rantai pasok logistik, dapat memberikan dampak positif terhadap banyak pihak,” ungkap pria kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur ini.

Rektor UMM Fauzan mengukuhkan Prof Ilyas Masudin. (rhd)

Traceability merupakan kapasitas untuk memverifikasi sejarah, lokasi atau status suatu barang melalui identifikasi terdokumentasi. Pada proses distribusi barang, dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Sementara pada produk pangan, konsumen mendapatkan jaminan halal melalui Manajemen Logistik Halal.

“Tingkat kepercayaan konsumen terjamin, karena jelas proses penyaluran daging halal dari produsen hingga diterima konsumen, khususnya konsumen muslim di Indonesia,” seru dosen UMM yang menyelesaikan pendidikan doktoral di RMIT University, Melbourne, Australia ini.

Kepakaran yang ditekuni ini, telah membawanya pada berbagai prestasi nasional maupun internasional. Salah satunya, ia telah tersertifikasi ASEAN Engineer pada tahun 2018.

Rektor UMM Dr. Fauzan, MPd mengapresiasi prestasi tertinggi jabatan akademik ini, sebagai nilai kebermanfaatan dari seluruh karya-karya nyata yang ditelurkan bagi bangsa dan negara. Seperti harapan besar yang diinginkan oleh kampus UMM, yaitu dari Muhammadiyah untuk Bangsa.

“Artinya, seluruh komponen yang ada di UMM ini, terutama para guru besar, harus memberikan kontribusi. Tak hanya sekedar apa yang diberikan kepada kampus. Tetapi berangkat dari kampus inilah, secara bersama-sama menebarkan semangat kebermanfaatan sesuai dengan disiplin ilmu guru besar masing-masing miliki. Utamanya, untuk kemajuan bangsa dan negara,” sambut Fauzan.

Dikukuhkannya Prof. Ilyas menjadi guru besar baru UMM merupakan penutup agenda pengukuhan guru besar baru UMM selama 3 hari berturut-turut, sejak Kamis hingga Sabtu (17-19/9/2020). Sebelumnya, guru besar baru yang dikukuhkan yakni Prof Dr Ihyaul Ulum, SE, MSi, Ak, CA. dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Prof Dr Ir Elfi Anis Saati, MP. dari Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP).

Pengukuhan profesor tersebut digelar di ruang terbuka agar sirkulasi udara jauh lebih bagus, menyesuaikan protokol kesehatan Covid-19. Jumlah tamu undangan pun terbatas maksimal hanya 50 orang. Jumlah ini sudah termasuk dari keluarga guru besar, jajaran senat dan rektorat, serta para guru besar lainnya. (rhd)

Pos terkait