Trans Jatim Beroperasi Oktober, Pemkot Malang Optimalkan Terminal Hamid Rusdi

Trans Jatim Beroperasi Oktober, Pemkot Malang Optimalkan Terminal Hamid Rusdi
Program Trans Jatim segera terealisasi di Malang Raya. (ist)

Malang, SERU.co.id – Program bus Trans Jatim direncanakan beroperasi bulan Oktober 2025. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan mengoptimalkan operasional Terminal Hamid Rusdi melalui program tersebut.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengungkapkan, pihaknya terus melakukan pembahasan proyek tersebut. Namun, intensitas pembahasan saat ini masih berlangsung di tingkat pemerintah provinsi.

Bacaan Lainnya
Wali Kota Malang menjelaskan, Trans Jatim akan dimulai bulan Oktober. (bas)

“Rencana tetap di tahun ini, bulan Oktober. Kami akan melakukan pembahasan dengan Pemprov Jatim untuk menentukan rute, halte, dan titik pemberhentian yang tepat,” seru Wahyu, Rabu (3/9/2025).

Ia menjelaskan, titik-titik halte dan jalur operasional Trans Jatim masih dalam tahap pembahasan. Termasuk kemungkinan cakupan wilayah yang tidak hanya meliputi Kota Malang dan Kota Batu, tetapi juga Kabupaten Malang.

Wahyu menambahkan, Terminal Hamid Rusdi difungsikan sebagai titik angkutan dalam kota maupun antar kota terintegrasi dengan Trans Jatim. Tujuannya, mempermudah mobilitas penumpang, sehingga trayek angkutan yang selama ini sepi bisa juga dioptimalkan.

“Jadi Terminal Hamid Rusdi tetap akan difungsikan dengan Trans Jatim ini. Angkot dalam kota dan transportasi antar kota pasti akan masuk, sehingga terminal bisa hidup kembali,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang, Widjaja Saleh Putra menerangkan, banyak angkot saat ini mengalami penurunan penumpang bahkan beberapa dalam kondisi rusak. Oleh karena itu, diperlukan kajian trayek untuk menyiapkan angkot yang terintegrasi dengan Trans Jatim.

“Dishub telah menyusun kajian titik lokasi pemberhentian dan pemberangkatan angkutan ini. Ada dua konsep jalur utama yang dikaji untuk operasional Trans Jatim di Malang Raya,” kata Jaya, sapaannya.

Konsep pertama yang dirancang melewati jalur tengah kota mulai dari Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Blimbing, lalu melintasi pusat Kota Malang. Sedangkan konsep kedua melewati jalur pinggir kota, mulai arah Karanglo, Jalan Raden Intan, Jalan Temenggung Suryo, Jalan Sulfat, hingga Jalan Kyai Ageng Gribig.

“Lalu masuk ke Terminal Hamid Rusdi. Selanjutnya, ke wilayah Kabupaten Malang,” imbuhnya.

Terkait tipe bus yang akan digunakan, Jaya menyebutkan, pihaknya sempat mengusulkan bus besar. Namun karena keterbatasan kapasitas jalan di Kota Malang, pihaknya mengusulkan penggunaan mikro bus sebagai solusi.

“Penyusunan konsep pemberdayaan angkot yang terintegrasi dengan Trans Jatim mendapatkan respons positif dari masyarakat. Para supir berharap, perubahan ini bisa membawa perbaikan layanan dan kesempatan, agar mereka bisa bersaing serta tidak tertinggal,” pungkasnya. (bas/rhd)

Pos terkait