Wamendiktisaintek Ajak Maba UM Berpikir Kritis Riset dan Inovasi menjadi Solusi Tepat Guna

Wamendiktisaintek Ajak Maba UM Berpikir Kritis Riset dan Inovasi menjadi Solusi Tepat Guna
Wamendiktisaintek, Prof. Stella Christie PhD berfoto bersama sivitas akademika dan maba UM. (ist)

Malang, SERU.co.id – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) memberikan motivasi kepada 12.000-an mahasiswa baru (maba) Universitas Negeri Malang (UM). Wamendiktisaintek menyampaikan, perkuliahan bukan sekadar melanjutkan pola belajar seperti sekolah, melainkan bagaimana berpikir kritis dan memberikan solusi inovasi nyata bagi bangsa. Sehingga mahasiswa mampu berpikir kritis, melakukan riset dan inovasi, serta memberikan solusi tepat guna sesuai kebutuhan industri.

Wamendiktisaintek, Prof. Stella Christie PhD menekankan, pentingnya mahasiswa menyiapkan diri sejak dini melalui penguasaan keterampilan abad 21. Keterlibatan dalam riset, serta menemukan kepakaran diri sebagai modal utama membangun Indonesia Emas 2045.

Bacaan Lainnya

“Empat tahun kuliah adalah masa yang istimewa. Jangan ikut-ikutan hanya sekadar memenuhi kewajiban, temukan kepakaran kalian. Kepakaran inilah yang akan membuat kalian tidak tergantikan oleh teknologi, termasuk artificial intelligence,” seru Prof. Stella, dalam Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Negeri Malang (UM), di Graha Cakrawala, Senin (18/8/2025).

Wamendiktisaintek, Prof. Stella Christie PhD menjawab pertanyaan awak media. (rhd)
Wamendiktisaintek, Prof. Stella Christie PhD menjawab pertanyaan awak media. (rhd)

Disebutkannya, dalam riset yang dilakukan oleh dosen dengan mengajak mahasiswa, maka keduanya harus bisa bersama-sama memikirkan secara sistematis. Sehingga mencari jawaban atas permasalahan dan memberikan apa sebenarnya hasil atau jawaban dari pertanyaan tersebut.

“Dengan cara itu, mahasiswa kita bisa mendapatkan kemampuan berpikir kritis, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan mengatur waktu serta mengaplikasikan hasilnya,” terang guru besar dari Tsinghua University, Beijing, Tiongkok ini.

Dalam sesi interaktif, mahasiswa diajak berpikir kritis mengenai keterampilan yang diperlukan di masa depan. Hasil diskusi menunjukkan kemampuan critical thinking, problem solving, decision making, hingga keterampilan berbasis AI. Serta big data menjadi kompetensi utama yang harus diasah.

“Cara terbaik melatihnya adalah melalui pengalaman nyata, seperti magang, organisasi, dan keterlibatan dalam penelitian,” imbuh peraih gelar PhD dari Northwestern University dalam bidang psikologi kognitif.

Wamen Stella menekankan, pemerintah berkomitmen mendukung ekosistem riset. Research mindset bukan hanya menghasilkan pengetahuan, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi.

“Riset itu cuan, riset menghasilkan inovasi yang berdampak,” tegas Prof. Stella.

Selain itu, Wamen Stella menegaskan, pemerintah terus berupaya melakukan pemerataan pendidikan tinggi hingga ke daerah. Melalui program riset lokal, berbagai kampus di Papua, Aceh, hingga Malang diarahkan mengembangkan potensi khas daerah. Seperti minyak atsiri, kacang hijau, hingga pengolahan air hujan menjadi air minum.

“Keadilan akses pendidikan tinggi menjadi prioritas. Kita ingin semua mahasiswa di Indonesia punya kesempatan yang sama untuk berkontribusi lewat riset dan inovasi. Contoh air minum yang diproduksi oleh UM ini, merupakan hasil riset pengolahan air hujan menjadi air minum,” jelas Stella.

Menurutnya, dana riset strategis disesuaikan bidang dan kebutuhan negara maupun industri. Kebutuhan dari industri tersebut dipetakan, lalu dilempar kepada dosen dan mahasiswa, agar mereka bisa memasukkan proposal dana riset.

“Artinya dana riset tidak dibuka terserah, kita melihat kebutuhan negara dan kebutuhan industri. Kita tanya ke industri-nya, Anda butuh apa? Nah kebutuhan dari industri itu kita petakan, sehingga kebutuhan industri itu akan match sesuai proposal,” tandasnya.

Sementara itu, Rektor UM, Prof. Hariyono menyambut baik pesan tersebut. Dirinya menekankan, pengalaman kuliah harus menjadi fondasi bagi mahasiswa untuk tumbuh menjadi insan mandiri, kreatif dan berdaya saing.

“PKKMB UM kali ini tidak hanya menjadi momentum perkenalan kehidupan kampus. Tetapi juga awal perjalanan mahasiswa dalam mempersiapkan diri sebagai generasi inovator yang akan membawa Indonesia ke panggung dunia pada 2045,” terang Prof. Hariyono. (rhd)

disclaimer

Pos terkait