Tim Satgas Pangan Kabupaten Malang Temukan Beras Premium Diduga Oplosan di Pasar Tradisional

Tim Satgas Pangan Kabupaten Malang Temukan Beras Premium Diduga Oplosan di Pasar Tradisional
Inspeksi mendadak yang dilakukan Tim Satgas Pangan Kabupaten Malang. (Seru.co.id/wul)

Malang, SERU.co.id Dinas Ketahanan Pangan (DKP) dan Satgas Pangan Polres Malang temukan beras premium diduga oplosan, dalam kegiatan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah pedagang beras di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Malang, Selasa (22/7/2025).

Kepala DKP Kabupaten Malang, Mahila Surya Dewi mengatakan, dalam Sidak yang pihaknya lakukan tersebut ditemukan beberapa merek beras premium kemasan lima kilogram diduga beras premium oplosan.

Bacaan Lainnya

“Ada di beberapa beras, baik dari berat maupun tampilannya itu mengarah ke beras oplosan. (Merek) Sania tadi terindikasi yang dibawa tadi tiga, kami masih mengambil di titik lain,” seru Mahila, saat dikonfirmasi SERU.co.id.

Dirinya menerangkan, dari laporan masyarakat yang masuk mengadu ke tim Satgas Pangan Kabupaten Malang terdapat 26 merek beras premium yang diduga oplosan.

Dari hasil Sidak di Pasar Tradisional Kepanjen, mereka mendapatkan lima sampel beras kemasan lima kilogram-an dengan dari berbagai merek. Dimana selanjutnya akan dilakukan pengecekan kualitas di gudang Bulog, apakah terindikasi beras oplosan atau tidak,

“Beras ini kan sudah dibeli oleh Satgas pangan. Berasnya akan dibawa ke Bulog akan dilihat secara laboratorium. Di bidang kami, ada bidang keamanan pangan yang untuk menguji pestisida dan boraks saja,” ungkapnya.

Inspeksi mendadak yang dilakukan Tim Satgas Pangan Kabupaten Malang. (Seru.co.id/wul)

“Sebetulnya kalau beras oplosan itu ada beberapa indikasi. Pertama itu tampilan berasnya beda, warnanya tidak seragam. Karena kalau beras medium, lebih kusam, patahannya juga tdk seragam. Beras premium itu patahannya hanya 14 persen, kemudian dari aromanya, berat beras yang tidak premium itu lebih ringan,” imbuh Mahila.

Sementara itu, Ketua Satgas Pangan Polres Malang, AKP Muhammad Nur menerangkan, dari sempel beras yang mereka dapatkan tersebut. Nantinya akan dilakukan pengecekan terlebih dahulu dan jika ditemukan ketidak cocokan pada klaim pada kemasan, akan dilakukan pendataan lebih lanjut.

“Dicek di laboratoriumnya Bulog untuk apakah di beras itu ada oplosan maka kita cek lebih lanjut. Kita data dulu di mana ngambil beras dan merk-nya diduga oplosan akan kita data semua. Hasilnya akan kita sampaikan jika sudah keluar hasilnya,” ungkap Nur.

Pedagang beras di Pasar Kepanjen, Saiful mengatakan, terdapat dua merek beras yang dibawa oleh Satgas pangan yang diduga beras premium oplosan.

Baca juga: Dispangtan Minta Masyarakat Lebih Selektif Membeli Beras Premium

“Ya berarti dia main curang, kan seharusnya 5 kilogram. Pembeli sama penjual kan tidak tau kalau isinya kurang, itu kan merugikan konsumen kan. Dua (merek beras) Lumba-lumba sama Sania,” tutur Saiful.

Dirinya mengaku, jika saat mendapatkan beras yang ia jual itu sebelumnya tidak pernah diperiksa terlebih dahu.

Selain itu, di tengah maraknya berita peredaran beras premium oplosan ini sama sekali tidak mempengaruhi penjualan beras premium ke pelanggan. Namun, beberapa merek beras justru sudah tidak mengirimkan lagi beras mereka kepadanya.

“Kalau pembeli tidak ada pengaruh, tapi untuk produsen tidak berani mengeluarkan barang. Istilahnya pabriknya tidak nyelep, jadi di pasar kan berkurang. (Pengiriman dikurangi?) Memang gak dikirim, sejak dua minggu terakhir (gak dikirim),” pungkasnya. (wul/mzm)

Pos terkait