Jakarta, SERU.co.id – Musisi dan politisi Ahmad Dhani kembali menyita perhatian publik setelah mengunggah video ‘Fitnah Maia Part 2’ di kanal YouTube miliknya @Ahmad Dhani Dalam Berita. Video tersebut kembali menyinggung isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang pernah dilaporkan oleh mantan istrinya, Maia Estianty, pada 2007 silam. Dimana pihak kepolisian menerbitkan SP3 karena tidak cukup bukti.
Dalam tayangan itu, Dhani menampilkan cuplikan wawancara lama Maia. Dimana mengisahkan dugaan kekerasan yang terjadi di kediaman mereka di Pondok Pinang, Jakarta Selatan.
“Hari itu aku terima SMS yang tak enak dari dia dan diusir dari rumah. Aku didorong, digeret dan dilempar koper,” seru Maia dalam cuplikan video tersebut.
Setelah peristiwa itu, Maia diketahui menjalani visum di Rumah Sakit Jakarta dan melaporkan Ahmad Dhani ke Polda Metro Jaya. Namun, pada 3 November 2008, pihak kepolisian menerbitkan Surat Perintah Pemberhentian Penyidikan (SP3) karena tidak cukup bukti.
“Ahmad Dhani Prasetyo tidak terbukti melakukan KDRT pada Bunda Maia,” demikian narasi yang disampaikan dalam video tersebut.
Sebelumnya, Ahmad Dhani juga mengunggah salah satu video lain berjudul ‘Kompilasi Gibah dan Fitnah Maia Estianty (Di saat Sudah Punya Suami)’. Video tersebut sempat viral dan ditonton lebih dari 1,2 juta kali. Namun kemudian mendadak diprivat dari kanal YouTube.
Menanggapi hal ini, sahabat sekaligus penasihat spiritual Dhani, Ustaz Derry Sulaiman menyampaikan, konten tersebut dibuat bukan untuk menyerang Maia secara pribadi.
“Mas Dhani membuat video itu bukan untuk menyerang, tapi demi melindungi anak-anaknya. Kita harus belajar untuk tidak buru-buru menilai. Setiap tindakan pasti ada latar belakang dan sebabnya,” ujar Ustaz Derry.
baca juga: Ahmad Dhani Meriahkan Launching Dewa 19 Sky Lounge The Alana Hotel Malang
Derry mengaku, telah mengingatkan Dhani mengenai risiko menyebarkan konflik masa lalu ke ruang publik. Namun tetap menghargai keputusan Dhani yang akhirnya menarik konten tersebut dari publik. Derry juga berharap kedua pihak bisa menyudahi konflik yang sudah berlangsung lama ini.
“Kalau bisa, berhenti saling menyudutkan. Semoga keduanya sepakat untuk tidak membahas masa lalu lagi di media sosial. Kasihan anak-anak,” pungkasnya. (aan/mzm)