Usai Pencarian Selama Tiga Hari Pendaki Asal Brasil Ditemukan Meninggal Dunia di Rinjani

Usai Pencarian Selama Tiga Hari Pendaki Asal Brasil Ditemukan Meninggal Dunia di Rinjani
Proses evakuasi korban. (ist)

Lombok Timur, SERU.co.id – Seorang pendaki asal Brasil, JDSP (27), ditemukan meninggal dunia setelah terjatuh ke jurang sedalam 600 meter di kawasan Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Proses pencarian dan evakuasi berlangsung dramatis selama tiga hari ini dan menarik perhatian netizen internasional. Evakuasi sempat terkendala medan ekstrem dan cuaca.

Kepala Seksi Humas Polres Lombok Timur, AKP Nikolas Osman menjelaskan, peristiwa ini bermula ketika JDSP mendaki bersama lima wisatawan asing lainnya melalui jalur Sembalun, didampingi seorang pemandu, Sabtu (21/6/2025) pagi. Dalam perjalanan menuju puncak, korban dilaporkan mengalami kelelahan dan memilih beristirahat di area Cemara Tunggal.

Bacaan Lainnya

“Sementara rombongan lainnya melanjutkan pendakian ke puncak Rinjani. Ketika pemandu kembali ke titik istirahat usai menjemput rombongan dari puncak, korban tidak lagi berada di tempat. Dugaan awal muncul saat sang pemandu melihat cahaya senter di dasar tebing menuju arah danau, dicurigai milik korban,” seru Nikolas, dikutip dari CNN, Rabu (25/6/2025).

Dalam wawancara dengan jaringan TV Brasil Globo, dua rekan pendaki JDSP mengungkapkan, kondisi ekstrem yang mereka hadapi saat insiden terjadi.

“Pendakian itu sangat sulit. Jalurnya terjal, suhunya sangat dingin. Benar-benar di luar dugaan,” ujar salah satu anggota kelompok.

Salah seorang lainnya menceritakan, saat kecelakaan terjadi, JDSP berada di posisi paling belakang, mendaki bersama pemandu.

“Itu masih sangat pagi, bahkan matahari belum terbit. Medannya licin, dan kami hanya mengandalkan penerangan dari lampu kepala yang seadanya. Jarak pandang pun sangat buruk,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Mataram, Muhamad Hariyadi mengatakan, upaya pencarian tim SAR gabungan terhambat medan terjal dan kabut tebal. Penggunaan drone thermal baru menunjukkan visual korban pada Senin pagi (23/6/2025). Sekitar 500 meter dari lokasi jatuh pertama, korban tampak dalam kondisi tidak bergerak.

“Kami mengerahkan UAV dan drone thermal. Berdasarkan pantauan, korban tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan,” ujar Hariyadi.

Evakuasi langsung ke titik korban tak bisa dilakukan karena medan ekstrem yang curam dan cuaca buruk. Proses pun dilanjutkan keesokan harinya dengan mengerahkan Basarnas Special Group.

Selasa (24/6/2025) sore pukul 18.00 WITA, Khafid Hasyadi, seorang rescuer Basarnas, berhasil menjangkau korban di kedalaman 600 meter. Pemeriksaan awal memastikan bahwa JDSP sudah meninggal dunia. Tiga anggota SAR lainnya menyusul untuk proses wrapping jenazah.

“Evakuasi darurat sempat dihentikan pada malam hari karena cuaca tidak memungkinkan. Proses akan dilanjutkan Rabu pagi pukul 06.00 WITA dengan metode lifting,” kata Kepala Basarnas, Marsekal Madya Mohammad Syafii.

Jenazah selanjutnya akan ditandu melalui jalur pendakian menuju Posko Sembalun. Sebelum dievakuasi dengan helikopter ke RS Bhayangkara Polda NTB.

Sebagai tindak lanjut, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Yarman Wasur mengumumkan, penutupan sementara jalur pendakian dari Pelawangan 4 Sembalun ke puncak. Mulai Selasa (24/6/2025) hingga proses evakuasi dinyatakan selesai.

“Kami memprioritaskan keselamatan seluruh pihak yang terlibat dalam proses evakuasi,” ujar Yarman Wasur.

Tragedi ini juga menyita perhatian dunia maya. Akun Instagram Presiden RI Prabowo Subianto diserbu warganet asal Brasil yang meminta pemerintah Indonesia turun tangan membantu proses evakuasi. Respons itu pun mendapat tanggapan langsung dari Wakil Menteri Sekretaris Negara, Juri Ardiantoro.

“Tim dari Presiden terus memantau dan memverifikasi semua aduan, termasuk dari netizen Brasil. Kami mengirimkan tim ke lapangan untuk membantu proses evakuasi,” ungkap Juri.

Juri menyatakan, presiden telah banyak menerima aduan serupa, termasuk dari masyarakat yang meminta bantuan melalui media sosial. Ia memastikan, pemerintah hadir dalam setiap situasi mendesak dan terus berupaya memberikan bantuan terbaik. (aan/mzm)

Pos terkait