Komitmen Unitri Tingkatkan Kualitas Pendidikan Sivitas Akademik

Komitmen Unitri Tingkatkan Kualitas Pendidikan Sivitas Akademik
Wakil Rektor I, II, III dan Humas Unitri, dalam jumpa pers. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Berbagai upaya yang dilakukan di antaranya peningkatan akreditasi, peningkatan riset, pemberian beasiswa, dan lainnya.

Wakil Rektor I, Prof Dr Ir Widowati MP menyampaikan, kolaborasi dosen senior dan muda mampu mengantarkan Unitri mendapatkan beberapa Akreditasi Unggulan. Salah satunya, prodi Agroteknologi dan Agribisnis.

Bacaan Lainnya

“Tantangannya cukup berat, namun berkat kolaborasi sivitas akademika, berbagai capaian dapat diraih Unitri. Seperti Akreditasi Unggulan pada Agroteknologi dan Agribisnis. Bahkan prodi Agroteknologi menjadi rujukan prodi lainnya, dengan biochar sebagai penelitian unggulan,” seru Prof Wid, sapaan profesor perempuan pertama di Unitri.

Disebutkannya, Unitri tidak pernah berhenti dalam riset dan penelitian menggunakan pendanaan eksternal. Sehingga sivitas akademika dapat bersama-sama mencapai target-target untuk kemajuan Unitri.

“Bagaimana kolaborasi dosen dalam melaksanakan publikasi, karya ilmiah, dan lainnya. Tak ketinggalan unit-unit fakultas juga diberikan floating anggaran,” imbuhnya.

Terkait produk unggulan Biochar dari prodi Agroteknologi, biochar dari kayu pinus bersesuaian dengan Biochar Jepang dan Malaysia.
Bahkan dalam perkembangannya, kotoran gajah dapat dimanfaatkan sebagai biochar.

“Untuk mendukung upaya tersebut, Unitri akan memaksimalkan 14 laboratorium (14 lab), dimana sebagian besar berada di Techno Science Park kampus 2. Seperti Lab technical support & servises unit, Lab energi terbarukan, Lab ulat sutra, pemanfaatan aliran sungai sebagai pembangkit listrik PLTMH,” tandasnya.

baca juga : Pemkab Malang Gulirkan Program ‘Sapu Bersih Anak Tidak Sekolah’ Demi Pendidikan Inklusif dan Bermutu

Sementara itu, Wakil Rektor II, Dr Ir Sumarno MMA IPM mengatakan, menapaki usia perak, Unitri berkomitmen untuk lebih berkembang lebih pesat.

“Di usia 25 pada tahun mendatang, akan mulai terjadi perubahan struktural. Karena Unitri harus terus berubah agar tetap hidup,” jelasnya.

Wakil Rektor III, Dr Erwin Ismu Wisnubroto SP MPhill menjelaskan, beasiswa diberikan untuk memberi kesempatan kepada semua kalangan mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Sekaligus wujud komitmen Unitri mencerdaskan kehidupan anak bangsa, utamanya bagi mahasiswa yang tidak mampu.

“Unitri memiliki semangat kekeluargaan yang cukup kuat. Kami sangat peduli terhadap mahasiswa dengan keterbatasan ekonomi, bahkan ada yang semangat kerja part time agar bisa terus kuliah. Bagi mahasiswa yang sangat niat, tapi terbentur karena biaya, agar disampaikan kepada kampus untuk mendapatkan solusi maupun bantuan beasiswa,” beber Erwin.

baca juga : Ribuan Siswa di Kabupaten Situbondo Putus Sekolah, Mas Rio Arahkan Anak-anak Mengenyam Pendidikan Wajib Dasar

Senada, Direktur Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Unitri, Dr. Nawir Rasidi menjelaskan, ada beberapa skema beasiswa yang ditawarkan. Di antaranya, beasiswa prestasi akademik maupun non akademik. Termasuk menerima mahasiswa dari golongan kurang mampu melalui jalur afirmasi, serta Kartu Indonesia Pintar Kuliah yang bisa digunakan untuk masuk ke Unitri.

“Beasiswa dari internal Yayasan Unitri, berupa beasiswa penuh bebas Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) 100 persen. Serta skema subsidi 50 persen atau hanya membayar SPP 50 persen bagi prodi-prodi tertentu. Bagi prodi yang banyak peminat, kami kurangi untuk kuota beasiswanya,” jelas Nawir.

Disebutkannya, Unitri tidak membatasi tahun kelulusan pelajar untuk menjadi camaba. Pada tahun akademik 2025/2026, Unitri menargetkan 1.300 maba, dengan kuota beasiswa untuk 500 Maba baik KIP, beasiswa perusahaan, hingga yayasan.

“Sekarang yang mendaftar ada 611 maba, dimana ada 300-an maba yang menggunakan jalur beasiswa. Berdasarkan data, mahasiswa Unitri dari 27 provinsi, dimana sebarannya 60 persen dari NTT dan Papua, 20 persen dari Kalimantan, serta 10-15 persen dari Malang Raya dan Jatim. Sisanya dari Aceh,” tandasnya. (rhd)

Pos terkait