Situbondo, SERU.co.id – Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo dan Wakil Bupati Ulfiyah secara resmi melepas 919 calon jamaah haji (CJH) asal Kabupaten Situbondo. Pasalnya, saat acara pelepasan calon jamaah haji juga diberikan pembekalan yang berlangsung di pendopo Aryo Situbondo, Rabu (7/5/2025).
Berdasarkan data CJH, yang menunaikan ibadah haji itu mayoritas bekerja sebagai petani hinggga mencapai 23 persen dan ANS sebanyak 10 persen.
Ratusan CJH Situbondo bakal diberangkatkan pada tanggal 12 dan 15 Mei 2025. CJH tertua di Kabupaten Situbondo berusia 90 tahun, yakni atas nama Sumahwa. Sedangkan CJH temuda berusia 18 tahun bernama Nikmatul Khoiriyah Alfi Romashani.
Baca juga : Dua Lansia Berusia di Atas 100 Tahun Asal Pamekasan Siap Berangkat Haji
Wakil Bupati Situbondo, Ulfiyah dalam sambutannya mengatakan, ia meminta kepada ratusan jemaah haji itu agar fokus beribadah.
“Saya berharap pada semua calon jamaah haji agar selalu fokus dalam beribadah di rumah Allah nanti,” seru Bak Ulfi dalam sambutannya.
Sehingga, pihaknya meminta para jamaah haji agar meluruskan niat untuk beribadah haji, maka harapannya jamaah haji fokus melakukan ibadah.
“Tanpa berfikir harta benda, keluarga dan seluruhnya diserahkan sebagai tamu Allah SWT,” imbuhnya.
Menurutnya, Pemerintah Daerah Situbondo akan memfasilitasi seluruhnya dengan masksimal terkait kebutuhan jamaah haji melalui para petugas haji.
CJH termuda, Nikmatul Khoiriyah Alfi Romashani mengatakan, segala persiapan keberangkatan telah diurus oleh orang tuanya.
“Persiapannya semuanya disiapkan ayah, semua saya serahkan ke ayah dan ummi,” ujar Nikmatul.
Lebih lanjut, Nikmatul menambahkan bahwa dirinya berangkat ke Tanah Suci bersama seluruh anggota keluarganya.
“Kita berangkat semuanya, satu keluarga ada enam orang,” imbuhnya.
Baca juga : 30 Persen CJH Kota Malang Kategori Lansia, Dinkes Lakukan Pembinaan Kesehatan di 16 Puskesmas
Sementara itu, Kepala Kemenag Situbondo, Muhammad Mudhofar mengatakan, di Situbondo CJH yang gagal berangkat tidak mencapai dua persen. Menurutnya mereka gagal berangkat itu, banyak faktornya, antara lain Kesehatan juga ekonomi.
“Ada jemaah uangnya cukup, akan tetapi jemaah itu secara kesehatan tidak istito’ah dan Dinas Kesehatan tidak mengeluarkan karena berisiko,” pungkas Muhammad Mudhofar. (aza/mzm)