Layanan Haji 2025: Fokus pada Kebutuhan Lansia dan Jemaah Rentan

Layanan Haji 2025: Fokus pada Kebutuhan Lansia dan Jemaah Rentan
Calon jemaah haji di Embarkasi Surabaya. (foto:ist)

Jakarta, SERU.co.id – Hingga Selasa pagi (6/5/2025) pukul 07.00 waktu Arab Saudi, sebanyak 34.272 jemaah haji reguler asal Indonesia telah tiba di Madinah. Dari jumlah tersebut, 7.376 orang atau sekitar 21,5 persen merupakan jemaah lanjut usia (lansia).

Melihat tingginya jumlah jemaah lansia, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terus memperkuat layanan dengan pendekatan ramah usia dan inklusif. Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis Hanafi, menekankan bahwa sejak awal kedatangan, perhatian khusus telah diberikan kepada lansia, penyandang disabilitas, dan jemaah dengan risiko tinggi.

Bacaan Lainnya

“Kami sudah menyiapkan petugas khusus untuk mendampingi lansia. Bahkan bagi orang yang baru pertama kali ke luar negeri saja bisa merasa bingung, apalagi mereka yang sudah lanjut usia,” jelas Muchlis saat ditemui di Kantor Daerah Kerja (Daker) Madinah pada Senin (5/5/2025) malam.

Ia menambahkan bahwa pendampingan menjadi elemen penting dalam seluruh aktivitas lansia, mulai dari ibadah di Masjid Nabawi, mobilitas harian, hingga selama masa tinggal di hotel. Muchlis juga mengingatkan agar para lansia tidak terlalu memaksakan diri di awal masa ibadah, mengingat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) merupakan tahapan yang paling berat.

“Jangan sampai mereka kelelahan sekarang, sehingga tidak dalam kondisi optimal saat puncak haji nanti,” tegasnya seperti dilansir majelistabligh.id, Selasa (5/5/2025).

Selain pelayanan mobilitas, PPIH juga memberi perhatian pada aspek konsumsi. Beberapa masukan dari jemaah lansia menyebutkan bahwa makanan terasa terlalu pedas atau berbumbu kuat. Menanggapi hal ini, Muchlis menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan evaluasi.

“Makanan untuk lansia tidak cukup hanya halal, tapi juga harus memperhatikan gizi, waktu penyajian, serta cita rasa yang ramah bagi mereka,” jelasnya.

Muchlis mengungkapkan bahwa sejak sebelum Ramadan, PPIH telah melakukan standarisasi menu melalui tim konsumsi khusus, dengan melibatkan ahli dari Politeknik Pariwisata Bandung. Namun, penyesuaian tetap dilakukan berdasarkan kondisi dan umpan balik di lapangan.

Bagi jemaah yang memiliki kebutuhan khusus terkait makanan, mereka dapat langsung menyampaikannya kepada petugas hotel. Tim konsumsi PPIH akan memantau setiap hari dan siap melakukan penyesuaian menu sesuai kebutuhan.

Dengan target total jemaah mencapai 203.320 orang, pendekatan layanan yang inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan kelompok rentan menjadi elemen krusial dalam kesuksesan operasional haji tahun ini. Tujuannya adalah agar seluruh jemaah, terutama mereka yang telah menunggu lama, dapat menjalankan ibadah dengan aman, nyaman, dan penuh kekhusyukan. (*/mti/ono)

Pos terkait